Institut Teknologi Sawit Indonesia Hadir untuk Umum

Institut Teknologi Sawit Indonesia Hadir untuk Umum

MEDAN – Diresmikannya Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) di Medan, Sumatera Utara, adalah bentuk komitmen Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dalam pengembangan sumber daya manusia khususnya di bidang kelapa sawit dan kini telah terbuka untuk umum.

Diketahui, ITSI merupakan bagian dari PT. LPP Agro Nusantara, anak usaha Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang bergerak di bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM).

ITSI saat ini memiliki 6 program studi , yaitu Program Sarjana (S1) Agribisnis, Proteksi Tanaman, Sistem dan Teknologi Informasi, Teknik Kimia, Budidaya Perkebunan, dan Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan.

ITSI awalnya bernama Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP). Dengan semakin berkembangya tuntutan dan kebutuhan ilmu dan teknologi, LPP Agro Nusantara melakukan proses transformasi sejak tahun 2021. Sesuai surat keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia No 558/E/O/2021 tentang izin perubahan bentuk STIPAP menjadi ITSI yang berlokasi di Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, yang hadir langsung pada acara launching ITSI  tersebut menyatakan, “Salah satu upaya pengembangan SDM perkebunan nusantara untuk berkiprah di sektor perkebunan kelapa sawit salah satunya melalui perguruan tinggi di bawah naungan Holding Perkebunan Nusantara,” katanya melalui siaran pers, Senin (21/3/2022).

Menurutnya, ITSI merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran yang disesuaikan dengan silabus dan kebutuhan industri kelapa sawit.

“Adanya ITSI membuat SDM perkebunan Indonesia menjadi lebih kompetitif. Dan Sumatera adalah “center of power” perkebunan Indonesia sehingga pendirian ITSI di Sumatera Utara merupakan keputusan yang tepat,” ujar Ghani.

Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero/BUMN) berharap ITSI mampu menjalankan fungsi sebagai pusat pendidikan, riset, dan inovasi kelapa sawit unggulan di Indonesia. Sehingga akselerasi pembangunan industri kelapa sawit dari hulu ke hilir semakin pesat dan mampu membangun ketahanan pangan nasional serta mewujudkan ekonomi berkelanjutan.

Rektor ITSI, Aries Sukariawan, mengatakan capaian pembelajaran di ITSI harus sejalan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Kemendikbudristek. “Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar inovatif,” ujar dia.

Selanjutnya Aries mengatakan, berbagai bentuk kegiatan MBKM yang dicanangkan ITSI dikolaborasikan dengan program Tri Dharma Perguruan Tinggi di antaranya link and match dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). “Perguruan tinggi melibatkan berbagai stakeholder yang meliputi perusahaan perkebunan (PTPN Group dan perkebunan besar swasta), dinas/ instansi pemerintah, asosiasi petani seperti APKASINDO (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia), lembaga penelitian, organisasi profesi, hingga mitra perbankan,” lanjut Aries.

Ketua Umum DPP APKASINDO, Dr. Gulat ME Manurung, MP.,CIMA,CAPO,  yang hadir langsung pada acara tersebut mengatakan bangga dan menaruh hormat atas komitmen Holding PTPN III dalam upaya peningkatan SDM khususnya dibidang kekhususan Kelapa sawit. “Karena kekhususan (vokasi) sawit merupakan ciri khas dari ITSI ini”, kata Gulat.

Pada awalnya pendirian kampus ini puluhan tahun lalu, adalah untuk  lingkup SDM PTP saja, “Ketika itu, mimpi rasanya masyarakat umum bisa kuliah disini”, ujar Gulat ketika diwawancarai oleh sawitsetara.net dikomplek kampus ITSI (18/3). Namun saat ini, pihak PTP sudah membuka untuk umum, dan ini adalah hal yang luar biasa, apalagi sekarang anak-anak kami Petani Sawit dari 22 Provinsi APKASINDO diberi kesempatan untuk menuntut ilmu dikampus kebanggaan masyarakat Indonesia ini. “Anak-anak Petani sawit bisa kuliah disini berkat kerjasama dengan BPDP-KS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit), melalui Program SDM BPDP-KS”, ujar Gulat.

APKASINDO dan beberapa stakeholder sawit lainnya juga melakukan MoU (Memorandum of Understanding) dengan ITSI. MoU ini adalah wujud nyata dan komitmen dari ITSI dalam melakukan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Petani sawit bangga dan terhormat menjadi bagian dari sejarah perkembangan ITSI kedepannya, sembari menitip anak-anak Petani sawit kepada Rektor ITSI, yang sedang menempuh pendidikan di Kampus ITSI. “Kelak anak-anak kami ini akan menjadi bagian dari industri perkebunan sawit rakyat untuk kesetaraan” tegas Gulat.

Kami petani sawit Indonesia juga berharap, Holding PTPN (Persero) dapat mempertimbangkan dengan segera untuk mendirikan Kampus ITSI di Indonesia Timur, seperti Provinsi di Kalimantan atau di Papua atau juga Papua Barat, karena memang Provinsi di Indonesia Timur saat ini sudah menjadi miniatur agroindustri sawit dunia dan sangat tepat ITSI menjadi motor SDM Sawit Indonesia Timur, sesuai tagline “BUMN untuk Indonesia” harap Gulat dengan semangat.(lin)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index