Gapki Riau Siap Siaga Antisipasi Karhutla Masuki Musim Kemarau

Gapki Riau Siap Siaga Antisipasi Karhutla Masuki Musim Kemarau
Ketua Gapki Riau, Lichwan Hartono (batik berkacamata) mendampingi Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, melakukan kunjungan kerja ke Riau, Sabtu (10/5/2025).

PEKANBARU-Memasuki musim kemarau tahun ini yang berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan membuat Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Riau meningkatkan kesiapan. Bersama dengan stakeholder terkait Gapki Riau siap mengantisipasi munculnya titik api terutama diwilayah kebun anggota maupun daerah operasi sekitarnya.

Hal itu disampaikah oleh Ketua Gapki Riau, Lichwan Hartono usia mengikuti Apel Siaga Karhutla di Lanud Roesmin Nurjadin TNI AU yang dipimpin langsung oleh Menkopolhukam Budi Gunawan baru-baru ini. 

“Gapki bersama semua stakeholder terkait mengikuti Apel Siaga ini karena ini merupakan keseriusan pemerintah mengecek kesiapsiaggaan kita menghadapi kemungkinan karhutla,” ujarnya.

Meski demikian, lanjutnya, Gapki dan siapapun tidak mengharapkan munculnya titik apai sekecil apapun karena hal itu jelas merugikan semua pihak. “Api kecil itu kawan tapi kalau sudah membesar ia berubah jadi lawan. Jadi apel siaga itu sangat positif meningkatkan kewaspadaan semua pihak terhadap perkembangan titik api di Riau ini,” ujarnya.

Menanggapi seperti apa kesiapan Gapki menghadapi musim kemarau yang berpotensi karhutla, Lichwan mengatakan bahwa ia telah menyurati semua anggota Gapki kabupaten kota di Riau agar meningkatkan kewaspadaan diwilayah operasional masing-masing.  Caranya dengan selalu melakukan pengecekan Brigade anti api diperusahaan dan peralatan yang dimiliki. Misalnya pompa-pompa air pemadam yang ada masih berfungsi dengan baik atau harus diservis dulu dan sebagainya,” ujar Lichwan.

Lebih lanjut Ketua Gapki Riau mengatakan bahwa perusahaan yang bergabung dengan Gapki selama ini adalah perusahaan-perusahaan yang taat hukum dan aturan main. Menurutnya selama ini bila kebakaran muncul dari wilayah kebun anggota Gapki selalu bisa terdeteksi sejak dini dan bisa dipadamkan sebelum meluas.

Meski demikian banyak kejadian titik api muncul dari lahan-lahan yang bukan anggota Gapki sehingga kordinasi kadang terlambat dan api terlanjur membesar sehingga membuat terjadi Karhutla. Meski demikian, lanjut, Lichwan Hartono terhadap titik api yang muncul dan terpantau oleh perusahaan anggota Gapki biasanya brigade anti api langsung diturunkan memadamkan meskipun itu bukan wilayah operasional anggota Gapki.

“Kita tak ingin api meluas dan secepatnya kita antisipasi sebelum itu terjadi baik diwilayah operasional kami ataupun tidak,” ujarnya.(fiz)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index