Dinilai mendiskreditkan sawit

Ketua Formasi Protes Soal Ujian SD di Kampar

PEKANBARU - Soal ujian siswa Sekolah Dasar dinilai menyudutkan perkebunan kelapa sawit. Karenanya, Ketua Umum DPP Forum Mahasiswa Sawit (Formasi) Indonesia, Amir Aripin Harahap protes terhadap soal ujian anak Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Kampar.

Menurut Amir, soal tersebut mengandung dimensi negatif terhadap sawit. Sebagaimana dalam soal ujian pilihan ganda nomor 17, yang berisikan sebagai berikut, dampak negatif interaksi manusia dengan lingkungan pada perkebunan kelapa sawit adalah...

A. Meningkatkan lapangan pekerjaan
B. Meningkatkan pembangunan daerah
C. Berkurangnya sumber daya air
D. Pemukiman penduduk semakin banyak

Protes tersebut disampaikan oleh Amir Aripin Harahap mewakili 216 kampus Perwakilan Formasi Indonesia dari Provinsi di nusantara.

"Kami protes keras terhadap pihak yang membuat soal ujian di salah satu SD di Kabupaten Kampar, yang mendiskreditkan sawit. Kami menilai itu upaya penggiringan yang terstruktur, sistematis dan massif agar anak-anak Indonesia membenci sawit. Itu bahaya, kalau anak Sekolah Dasar pun sudah di azas manfaatkan," kata Amir, Senin (7/6/2021).

Ia menyampaikan, Formasi Indonesia berharap, hal seperti ini jangan sampai terulang lagi, apalagi di saat yang bersamaan Ekonomi Indonesia sangat tergantung kepada ekonomi Kelapa Sawit.

"Selain itu, Presiden Jokowi sangat memberikan perhatian serius perihal perkelapasawitan Indonesia pada 7 tahun terakhir, kok malah soal ujian anak sekolah dasar seperti itu? Oleh karena itu kita minta agar Menteri Pendidikan mengevaluasi dan menegur SD di Kabupaten Kampar," ujarnya.

Selain itu, Menteri Pendidikan mengevaluasi dan menegur pihak SD tersebut agar hal semacam ini tidak terulang lagi di seluruh sekolah di Indonesia.

"Dinas Pendidikan itu tugasnya mendidik anak-anak sekolah, bukan malah sibuk berkampanye negatif dengan memanfaatkan anak didiknya. Ada dua kemungkinan terjadinya hal kekonyoloan seperti ini, pertama, kemungkinan pihak yang membuat soal ujian tidak mengerti soal sawit, kemungkinan kedua, pembuat soal mengerti dan secara sengaja untuk menyampaikan informasi yang salah soal sawit," jelasnya.

Dikatakannya, jika yang membuat soal tidak mengerti, maka tugas pihaknya sebagai salah satu organisasi pemerhati sawit adalah memberikan pengertian.

"Namun yang paling berbahaya jika yang kedua tadi, ini bahaya, benarlah jika gerakan TSM untuk membangun citra negative tentang sawit sudah berada pada titik mengkhawatirkan, ya benar, sampai soal anak SD pun juga diazasmanfaatkan," ujarnya.

Ia menambahkan, harusnya sebagai bangsa Indonesia bangga bahwa sawit Indonesia adalah anugerah untuk dunia. Menurutnya tugas media dan sosialisasi harus dikedepankan untuk memberikan pemahaman yang sebenarnya tentang kelapa sawit.  

"Peran pemerintah terkhusus Kementerian Informasi dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) harus melihat permasalahan seperti di soal ujian anak SD ini untuk menjadi perhatian serius dan urgent," tambahnya.

Amir mengajak seluruh pihak untuk mendukung kemajuan sawit Indonesia agar masyarakat semakin sejahtera melalui ekonomi makro, multi-player effect sawit sudah terbukti membantu ekonomi Indonesia dari Sabang sampai Merauke, terkhusus dimasa pandemi ini.

"Kita 24 jam selalu berdampingan dengan sawit mulai dari bangun tidur sampai tidurpun kita selalu bersama sawit, kita memakai odol, sabun, shampoo, minyak goreng, mentega, kosmetik, hand sanitizer, listrik PLN, biodiesel dan lain-lain 24 jam bersama kita. Selain itu, kita mengajak seluruh pihak agar mendukung sawit Indonesia lebih maju karena Sawit Adalah Kita," tuturnya. (lin)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar