Industri

Gulat Manurung : Sawit Merah Putih Sudah Berkibar

Ketua Umum DPP Apkasindo, Gulat Medali Emas Manurung. (Bayu)

PEKANBARU - Hadirnya Green Diesel (D100) hasil pengolahan minyak kelapa sawit Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil (RBDPO) 100%, membawa kabar baik untuk industri sawit Tanah Air. Bahan Bakar Nabati (BBN) yang diluncurkan oleh Pertamina ini dinilai akan membawa dampak sangat bagus untuk perekonomian Indonesia. 

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (DPP-Apkasindo), Gulat Medali Emas Manurung, mengatakan, selama ini, industri sawit Indonesia terus mengalami tekanan dari berbagai negara yang menjadi tujuan ekspor Indonesia. Tujuannya adalah agar mereka dapat mengimpor CPO dengan harga rendah. 

"Sebenarnya ada tekanan politik dari negara-negara pengimpor CPO Indonesia. Mereka berupaya agar Indonesia tetap hanya pada level B20. Kemudian kita kemarin naik ke B30. Sampai B30 itu, mereka (importir CPO, red) sebenarnya sudah ketakutan," kata Gulat kepada SAWITPLUS.CO.

Menurut Gulat, dengan CPO yang akan dikonsumsi sendiri oleh Indonesia melalui Bahan Bakar Nabati (BBN), seperti solar sawit atau Green Diesel (D100) ini, akan menjadi saingan bagi negara-negara yang selama ini menjadi importir CPO.

"Karena CPO kita akan kita gunakan sendiri. Dan apabila CPO ini kita gunakan sendiri, maka pasokan CPO dunia akan berkurang. Di sini akan jalan lah nanti teori ekonomi, semakin sedikit barang di pasar, maka harganya akan naik. Bahkan nanti kita bisa mengatur harga CPO dunia," jelasnya. 

Baca juga : D100, Indonesia Bakal Jadi Importir CPO

Gulat mengatakan, dengan terus digenjotnya produk bahan bakar ramah lingkungan berbahan dasar minyak nabati sawit, Indonesia sudah tidak akan lagi bergantung pada ekspor CPO. Gulat bahkan menegaskan bahwa saat ini, sawit merah putih (sebutan sawit Indonesia oleh Gulat), sudah merdeka. 

"Kemarin, negara-negara pengimpor CPO itu menganggap bahwa kita ini sangat bergantung pada ekspor CPO. Tapi hari ini, saya katakan tidak. Sawit Indonesia, CPO merah putih sudah berkibar. Sudah saatnya kita mengatur harga CPO dunia," tegas Gulat.

Seperti diberitakan sebelumnya, setelah sukses meluncurkan Green Diesel (D100), saat ini PT Pertamina (Persero) juga tengah melakukan pengembangan terhadap Green Gasoline (bensin) dan Green Avtur, yang bahan dasarnya juga berasal dari CPO.

Gulat mengatakan, dengan hadirnya berbagai bahan bakar ramah lingkungan ini, Indonesia diyakini akan menjadi importir CPO. Karena produksi CPO yang saat ini hanya 50 juta ton, tidak akan mencukupi kebutuhan untuk memproduksi bahan bakar ramah lingkungan ini. (Bayu)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar