Regulasi

Gulat: Uni Eropa itu Harus Melihat Petani Sawit 2014 Kedepan

Ketua Umum DPP Apkasindo Gulat Medali Emas Manurung bersama Dewan Pembina DPP Apkasindo Jenderal (Purn) Moeldoko

SURABAYA- Kunjungan delapan Kedutaan Besar negara anggota Uni Eropa yang mengecek langsung tata kelola kebun sawit yang telah lolos audit Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) beberapa waktu yang lalu, mendapat apresiasi dari Ketua Umum DPP Apkasindo, Gulat Medali Emas Manurung. 

"Kunjungan ini akan membuka 'mata' mereka yang selalu menjelek-jelekkan sawit. Mereka lupa bahwa negara kita sebagai penghasil CPO terbesar di dunia, telah menjadi negara Super dan kuat," ujar Gulat kepada SawitPlus.co.  
Tidak hanya itu, Gulat juga mengatakan bahwa perwakilan Uni Eropa yang datang melihat SDGs sangat kental di sektor perkebunan sawit Indonesia, khususnya Perkebunan Sawit Rakyat. 

"Industri sawit di Indonesia ini tak hanya semata tentang pengusaha. Namun, juga ada 12 juta masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari ekonomi sawit. Belum lagi sektor industri yang berhubungan dengan sawit. Angkanya tentu lebih dari 12 juta, bahkan bisa sampai 3 kali lipat," tambah Gulat.  

Sebelumnya, delapan negara anggota Uni Eropa (UE) tersebut yakni Belgia, Spanyol, Filandia, Irlandia, Swedia, Hongaria, Belanda dan Inggris serta Perwakilan Food and Agriculture Organization (FAO) melakukan kunjungan ke Indonesia untuk melihat lebih dekat perkebunan kelapa sawit Indonesia. 

Kepala Sekretariat Komisi ISPO Azis Hidayat mengatakan kunjungan langsung dihelat untuk memberikan pemahaman dan bukti nyata penerapan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) sebagai komitmen Indonesia menerapkan skema keberlanjutan.

"Dalam kunjungan itu, UE aktif berdialog dengan para pemangku kepentingan sawit mulai dari pemerintah, pelaku usaha dan petani. Dalam dialog dengan para petani, UE mulai memahami bahwa ISPO merupakan bagian penting dari komitmen Indonesia yang mampu meningkatkan produksi TBS hingga 50 persen , memperbaiki kualitas serta mendorong kenaikan harga jual. Mereka sangat mengapresiasi hal tersebut," kata Aziz Hidayat beberapa waktu lalu. 

ISPO sendiri dikatakan Gulat, memang sudah ditetapkan pemerintah. Untuk pengusaha sudah diwajibkan, sedangkan untuk petani swadaya masih dalam batas himbauan.

"Jadi tanpa ada permintaan dari Uni Eropa, kita sudah lebih dahulu menuju ke ISPO. Mereka (Uni Eropa,red) selama ini hanya merasa sok pintar. Indonesia sudah jauh  berbenah di dalam hal ini, bahkan pemerintah melalui BPDP KS sudah menyekolahkan empat orang pengurus Apkasindo untuk kursus auditor ISPO dan tahun kami DPP menargetkan 20 orang pengurus Apkasindo mengikuti kursus auditor ISPO dengan harapan petani sawit swadaya akan lebih cepat memahami tentang maksud dan tujuan ISPO, "ujarnya lagi. 

Gulat optimis, Apkasindo harus menjadi pemandu langsung sebagai instruktur untuk meng-ISPO-kan anggotanya. "Dalam jangka lima tahun kedepan, kami menargetkan setiap DPD Apkasindo di 116 DPD se-Indonesia dan 22 DPW Apkasindo setingkat Provinsi akan memiliki 10 orang auditor ISPO di tiap DPD dan DPW, ini sangat penting" ujar Gulat.(rdh)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar