Regulasi

Investasi Hilir Sawit Naik

JAKARTA-Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Ditjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Edy Sutopo mengatakan, investasi hilir berbasis minyak sawit masih terus tumbuh, terbukti saat ini masih banyak calon investor yang ingin masuk ke subsektor itu.

 

Terakhir, dua perusahaan telah mengajukan permohonan insentif investasi tax allowance kepada pemerintah. Penelitian dan pilot project hilirisasi sawit untuk energi juga terus berjalan.
"Sesuai data yang masuk ke kami, masih banyak calon investor yang masuk di bidang industri hilir sawit, baik di segmen oleokimia, biodiesel, maupun minyak goreng. Tahun ini saja, ada investasi oleh perusahaan oleokimia, biodiesel, dan minyak goreng, lokasinya di antaranya di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan Dumai, sedang tahap konstruksi," kata Edy di Jakarta.

Menurut Edy, PT Citra Borneo Industri dan PT Apical Kao Chemical telah mendapatkan insentif investasi tax allowance dari pemerintah. Untuk tax allowance, perusahaan dapat menikmati insentif fiskal hingga 5% dari nilai aktiva tetap investasi, dalam durasi selama enam tahun setelah investasi yang ditanamkan beroperasi secara komersial.
Sedangkan PT Pelita Agung Agriindustri dan PT Energy Unggul Persada sedang mengajukan permohonan tax allowance. Pabrik minyak goreng dan biodiesel PT Energy Unggul Persada akan dilengkapi fasilitas tangki di Sintang dan Dumai.
"Semua itu membuktikan investasi di hilir sawit dalam negeri belum jenuh. Investor masih melihat adanya prospek yang bagus di bisnis hilir sawit nasional," kata Edy.

Kemenperin mencatat, hingga saat ini, Indonesia telah mampu menghasilkan 158 jenis produk turunan sawit. Angka itu diprediksi akan terus bertambah menyusul berkembangnya riset-riset yang didanai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS). Edy juga menyatakan, ITB dan Pertamina saat ini tengah menggarap pilot project pengembangan greendiesel dan bioavtur.

Kemenperin optimistis pengembangan energi berbasis sawit oleh industri di Indonesia bisa terwujud mulai 2020. "Pihak Malaysia sebenarnya juga sangat tertarik dengan hasil penelitian kita tersebut. Tapi, mungkin kita sangat mengharapkan investor dari dalam negeri yang masuk. Harapannya, BUMN. Karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak," kata Edy.tps


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar