Humaniora

Tragedi Setan (62) : Kemurahan Allah Bagi Manusia

Untuk mempergunakan kesempatan ini agar dia memiliki bagian di dalam setiap hati manusia, Iblis memohon kepada Allah suatu kelonggaran : "Dengan kekuasaan-Mu, sesungguhnya aku akan menyebabkan mereka sesat!"

Allah terkejut dengan kesombongan kata-katanya : "Wahai Iblis yang terkutuk, apakah engkau bersumpah atas nama-Ku pada saat yang sama di mana Aku mengutukmu?"

"Ya Allah, tidak ada yang lebih berkuasa dalam pandangan-Mu selain orang-orang yang telah mengabdi kepadaMu. Jika bukan karena cintaku kepada kekuasaan-Mu, aku tidak akan mengakui engkau sebagai Tuhan. Jika bukan karena keagungan dari kekuasaan-Mu, aku tidak akan menolak untuk bersujud kepada Adam. Karena itu, aku telah menjadi berkuasa dengan kekuasaan-Mu. Dan aku tidak berhenti menjadi seperti itu. Karena itu, aku tidak akan merendahkan diriku kepada siapa pun selain Engkau."

"Sehingga aku bersumpah dengan kekuasaan-Mu, dan dengannya aku telah mendapatkan kekuasaan terhadap mereka yang seperti aku. Dan dengannya aku tidak membutuhkan penampilan jasmaniah. Aku akan membuat perkecualian terhadap orang-orang yang dilindungi oleh anugrah-Mu berupa sifat yang tidak tercela, orang-orang dari hambaMu yang beriman.

Dan pengecualian yang aku buat ini timbul dari kemuliaan dari pujianku, kesungguhan dari kesetiaanku, dan kebenaran dari pernyataanku. Karena itu, aku tidak akan bersujud kepada siapa pun yang lainnya, dan aku bersumpah tak ada kekuasaan yang lainnya, selain Engkau."

Allah menjanjikan kepada Iblis sepasukan pengikut, yang dengannya dia dapat mengganggu umat manusia. Selain itu, siapa saja yang mengikutinya, laki-laki dan perempuan, juga akan bergabung dengan kelompoknya. Iblis menyatakan rasa syukurnya, namun dengan sifatnya yang keras kepala dia tetap meminta untuk digantikan kembali atas beberapa kehilangan yang telah dia alami.

Apa, misalnya, yang Allah kehendaki untuk mengganti kehilangan kehormatannya? Jawaban yang ia terima adalah kutukan. Allah telah mengingatkan untuk tidak melihat dengan tamak terhadap pemberian izin baginya menghalangi anak-anak Adam, karena tidak seorang pun, bahkan tidak juga Iblis, menghalangi penerimaan kasih sayang Allah.

Hanya sisa-sisa penyaringan kosmik dari jiwa-jiwa yang akan disia-siakan untuknya, sisa-sisa manusia yang akan dimasukkan ke dalam api neraka. Kekhawatiran hilang dari makhluk yang berhati dengki ini.

"Allah telah menyuruhku pergi untuk melakukan perbuatan-perbuatan jahat, tetapi dengan peringatan, bahwa akibat yang akan ditanggungnya adalah akan bergabung dengan jiwa orang-orang terkutuk dalam panasnya neraka Jahanam."

Untuk mengatasi kekhawatiran pembaca tentang Iblis, Ibnu Ghanim membacakan sebuah litany tentang perbuatan-perbuatan dari kebaikan dan kemurahan hati Allah.

Walaupun kekuatan Iblis ditempatkan dalam aliran darah manusia, kekuasaan Allah meliputi langit dan bumi. Dan pada saat yang sama, Dia dapat sedemikian dekatnya dengan jiwa manusia.

Jika seorang manusia hanya mengingat Allah untuk sesaat, maka Allah akan memberi dia dengan rahmat-Nya. Jika dia mendekati Allah dalam jarak sejengkal, maka Allah akan mendekatinya sehasta. Dan jika dia mendekati Allah dengan berjalan, maka Allah akan mendekati sambil berlari.

Iblis tidak akan mampu mendengar syair doa ini untuk menghormati kemurahan hati Allah, karena dia tidak dapat menerima keputusan yang menyatakan, bahwa dia tidak akan pernah dibolehkan untuk berbagi dalam kemuliaan Allah.

"Ya Allah, aku bersumpah demi kekuasaan-Mu, yang dengannya Engkau telah merendahkan aku. Dan demi keputusan-Mu yang dengannya Engkau telah menetapkan takdirku. Jika aku dilarang memandang-Mu, maka aku akan memandang orang-orang yang diperkenankan oleh-Mu untuk memandang-Mu. Dan jika aku dianggap rendah dalam pandangan-Mu, maka aku akan mendekati orang-orang yang dimuliakan dalam pandangan-Mu..." (jss/bersambung)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar