Humaniora

Tragedi Setan (56) : Iblis, Antara Irada dan Amr Allah

Masih ada kritik lain terhadap penolakan Iblis yang berada di luar pernyataannya sebagai korban keterpaksaan. Begitu juga penegasan Rumi tentang kehendak bebas manusia.

Dan apabila argumen Jabariyah gagal, Iblis beralih pada pembelaan yang jauh lebih halus dan lebih meyakinkan. Dia berpendapat, dirinya tidak melakukan kesalahan apa pun. Tetapi sebaliknya, dia memilih jalan yang lebih lurus sesuai dengan kehendak Allah. Toh kehendak Allah (irada) adalah hanya menyembah Allah, tak ada yang lain.

Dengan begitu, memerintahkan Iblis dan para malaikat untuk bersujud kepada Adam, itu sebenarnya Allah sedang menguji. Karena perintah-Nya (amr) secara jelas berbeda dengan kehendak-Nya (irada). Allah menginginkan diabadikan.

Iblis berpendapat, dia sendiri, dari semua makhluk penghuni langit, yang cukup tajam pikirannya untuk memperhatikan tipu daya Allah dan berhasil melewati ujian itu.

Tak ada yang menyangkal, dalam kasus Iblis ini tampaknya terdapat suatu konflik antara kehendak Allah (irada) dan perintah-Nya yang benar dan nyata (amr). Namun yang dapat diperdebatkan adalah perihal tindakan yang dilakukan seseorang dalam menghadapi suatu paradoks seperti itu. Iblis memilih irada dan menimbulkan akibat-akibat yang fatal.

Telah diceritakan bahwa Al-Junayd berkata,"Pada suatu ketika aku sangat ingin bertemu Iblis. Suatu hari, aku sedang berdiri di pintu masjid ketika seorang tua berjalan ke arahku dari kejauhan.

Ketika aku bisa memandangnya dengan jelas, rasa takut mencekam dalam diriku. Ketika dia sedang mendekatiku, aku berkata, "Siapa engkau, wahai orang tua? Mataku tak dapat melihatmu dengan jelas karena rasa tercekam setelah melihat, dan hatiku pun tak dapat memikirkan engkau karena rasa takut itu.

'Dia menjawab,'Aku adalah sesuatu yang kau inginkan.'Aku berkata,'Wahai Iblis, makhluk terkutuk, apa yang dapat menjadikan engkau bersujud kepada Adam?

Dia menjawab,'Wahai Junayd, apa yang memberimu ide bahwa aku bersujud kepada yang selain kata-katanya.

Namun sebuah bisikan berkata kepadaku, 'Katakan padanya,"Engkau berdusta! Jika engkau benar-benar seorang hamba, engkau tentu tak akan pernah melangkahi perintah dan larangan Allah."

Dia (Iblis) mendengar kata-kata dari hatiku dan dia berteriak, 'Engkau telah membuatku terbakar, karena Allah!' Dan Iblis pun menghilang.'

Namun, bagaimanakah seseorang dapat mematuhi sebuah perintah yang bertolak belakang dengan kehendak Allah? Masalah penyelesaian tuntutan-tuntutan yang menimbulkan konflik dari irada dan amr Allah merupakan perhatian utama bagi para Sufi.

Al-Makki, dalam bukunya Qut al-qulub, mencoba untuk membuat apa yang kelihatannya merupakan suatu kebuntuan yang logis menjadi dapat dimengerti. Apakah Allah, ketika Dia memerintahkan Iblis untuk bersujud, pada saat yang sama juga menghendaki Iblis bersujud ataukah tidak?

Al-Makki memberi batasan. Allah menghentikannya, dan Allah juga tidak menghendakinya. Dia menghendaki dimana secara legal diperintahkan kepada Iblis untuk bersujud.

Namun demikian, Dia tidak menghendaki perintah itu akan dilaksanakan, karena prinsip dasar yang seharusnya diamati sepanjang waktu adalah, bahwa tak ada sesuatu pun yang dapat terjadi tanpa Allah menghendakinya.

Jika Allah menghendaki aktualisasi dan penerimaan eksistensi sujud Iblis, maka hal itu akan terjadi. Apa yang tidak ada atau tidak terjadi berarti tidak dikehendakinya.

Oleh karena itu, dalam permasalahan ini terdapat dua hal yang berbeda. Yang dikehendaki oleh Allah, perintah untuk bersujud dan penolakan Iblis.

Penerimaan akan adanya eksistensi sesuatu merupakan bukti yang nyata dari berkehendaknya Allah terhadap sesuatu itu menjadi ada. Oleh karena itu, Allah menghendaki perintah untuk bersujud dan menghendaki adanya penolakan terhadap perintah itu.

Paradoks ini merupakan sumber dari semua kecemasan dan kesengsaraan. Allah memerintahkan sesuatu dan menghendaki penerimaan eksistensi dari hal-hal yang bertentangan dengan sesuatu itu. Apa yang akan dilakukan? Al-Makki beralih pada Hasan Al-Basri untuk penyelesaian masalah ini. (jss/bersambung)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar