Humaniora

Tragedi Setan (31) : Rasa Khawatir Itu Dorongan Malaikat dan Setan

Rasa khawatir ini bervariasi dalam jenis dan intensitasnya. Beberapa Sufi percaya, mungkin saja untuk menelusuri suatu khawatir tertentu, harus kembali ke sumber utamanya. Namun begitu, sering ada kesempatan untuk bersikap mendua, sehingga hampir tidak mungkin mencapai sebuah keputusan akhir, bahwa rasa khawatir itu timbul dari Iblis, nafs, Allah, malak, atau suatu kombinasi dari semua ini. Untuk itu, sebuah analisis yang menyeluruh dan skematik sangat sulit dibuat.

Beberapa syekh menyatakan, bahwa ada empat jenis dorongan. Yaitu dorongan dari Allah, dorongan dari malaikat, dorongan dari jiwa yang rendah, serta dorongan dari musuh Allah, yaitu setan. Dorongan dari Allah merupakan sebuah peringatan. Dorongan dari malaikat mendesak untuk taat. Dorongan dari jiwa yang rendah adalah hasutan terhadap hasrat. Sedang dorongan dari musuh adalah hiasan dosa.

Tidak hanya jenis-jenis dorongan yang berbeda. Tetapi sifat dan intensitasnya juga berbeda-beda. Ini tergantung pada sumber kebaikan atau keburukan itu sendiri.

Menurut Al-Junayd, perbedaan dorongan yang muncul dari setan dan dorongan yang muncul dari jiwa yang rendah adalah, dorongan jiwa yang rendah terus-menerus menggoda individu dan tidak berlalu begitu saja. Sedang dorongan setan, untuk saat-saat tertentu tidak ada dan kemudian kembali menyerang.

Dorongan setan ini membentuk dan menurun pada akal manusia. Sedangkan dorongan jiwa yang rendah terus-menerus, yang secara alamiah bergerak ke arah hasrat atau kemudahan.

Meski begitu, Al-Junayd menekankan, seseorang tidak boleh tersesat ke dalam anggapan, bahwa dorongan-dorongan jiwa yang rendah itu lebih berbahaya, karena kualitasnya yang senantiasa ada. Tapi harus sebaliknya, serangan setanlah yang harus dianggap paling berbahaya, karena secara spiritual berdampak paling besar.

Najamuddin Al-Kubra membandingkan jiwa yang rendah sebagai seorang remaja yang padanya setan memikat hati dan menggodanya dengan persediaan hasrat-hasratnya yang melemahkan. Oleh karena itu, jiwa yang rendah tidak bertentangan dengan Iblis, dan tidak pula dapat melebihi dia dalam rasa khawatir setan.

Al-Junayd tidak membedakan spiritualitas dua kekuatan yang berdasar pada desakan-desakan Allah dan malaikat. Ia justru lebih suka menyebutkan hal itu sebagai dua karakteristik yang umum bagi semua keinginan atau hasrat yang timbul dari kebaikan. (bersambung/jss)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar