Humaniora

Tragedi Setan (27) : Thabr, Ini Pangeran Tukang Copet

Al-Ghazali mengikuti At-Tabari dan Muslim dalam membuat daftar para setan, seperti Thabr, Al-A'war, Dasim, Zalanbur, Miswat dan Khinzab (atau Khinzib), sambil menambahkan nama Al-Walhan, setan yang merusak wudhu dan kebersihan diri.

Dari gambaran setan sebelumnya Al-Makki hanya menyebut Khinzab, Al-Walham dan Zalanbur, dengan pekerjaan masing-masing. Sementara itu dia menambahkan nama lain untuk silsilah keluarga Iblis, yaitu Al-Munaqid, yang secara terus-menerus mendesak manusia, laki-laki dan perempuan untuk menceritakan perbuatan-perbuatan baiknya sehingga mereka kehilangan pahala yang seharusnya mereka dapatkan melalui perbuatannya itu.

Al-Munaqid merupakan setan paling kukuh. Dia akan meneruskan bujukannya itu selama dua puluh tahun. Sekali pun sangat sedikit harapan untuk menghilangkan pahala spiritual seseorang.

Dalam sebuah tulisan pendek tentang Iblis yang diberikan oleh Ibnu 'Arabi, peran yang sama diberikan kepada setan yang lain, yaitu Al-Mutaqidi. Setan ini menurunkan dua keturunan Iblis yang penting yaitu 'Utma, yang mengencingi telinga orang-orang yang tidur sepanjang malam. Dan Khalil, yang menyebabkan tidur pada orang-orang yang sedang mendengarkan ceramah dari orang yang terpelajar atau yang sedang mendengarkan khutbah Jumat.

Yang terakhir, salah seorang anak Iblis disebut Al-Khannas. Dia memainkan peran penting dalam sebuah cerita yang diceritakan oleh Faridudin 'Attar dalam diskusinya tentang Muhammad Ibnu 'Ali At-Tirmidzi.

Nama Al-Khannas,"Yang Menyelusup", membawa kita kembali kepada sesuatu yang telah dikatakan dalam Surat ke-114 Al-Qur'an, di mana nama ini (Al-Khannas) digunakan sebagai sebuah julukan bagi Iblis.

Sebuah skenario dramatis, disusun untuk mendiskusikan tentang Iblis dan keturunannya, terlihat pada tulisan 'Abdul-Qadir Al-Jilani. Tidak jelas sejauhmana Al-Jilani meminjam dari catatan mitos yang ada dalam At-Tabari maupun Al-Ghazali.

Namun begitu, dia telah bersusah-payah membentuk daftar otoritasnya sendiri yang sangat menarik untuk memperlihatkan kesungguhan kata-katanya, yang mencapai puncaknya pada istri Nabi yang paling muda, 'Aisyah.

'Aisyah menceritakan peristiwa yang terjadi ketika sekelompok sahabat (termasuk khalifah keempat) datang mengundang nabi. Rasulullah SAW keluar. Kondisi demam yang hebat telah terjadi pada beliau. Keringat akibat demam berjatuhan bagaikan mutiara-mutiara yang berkilauan. Kemudian beliau menyapu dahinya dan berkata tiga kali, "Semoga Allah mengutuk orang yang membenci!" dan menundukkan kepalanya perlahan-lahan. Ali bertanya pada Nabi, "Wahai engkau yang dekat denganku sedekat kepada ayah dan ibuku, kepada siapakah engkau telah mengutuk?"

Nabi mulai menceritakan kisah kehamilan Iblis yang menghasilkan tujuh buah telur, yang masing-masing mengandung tujuh setan kecil. Ke dalam setiap telur akan dikonsentrasikan upaya-upaya Iblis terhadap satu bagian manusia. Yang pertama adalah Al-Mudahhish, dengan sasaran orang-orang terpelajar dan ulama. Setan-setan itu akan menggodanya dengan berbagai cara kesenangan seksual.

Gangguan shalat ditugaskan kepada Hadits. Tempat-tempat berjual beli atau pasar adalah wilayah kekuasaan Al-Zalabnun (Zalanbur). Sementara itu pangeran dari tukang copet dan pencurian adalah Batr (Thabr).

Manshut (Miswat) adalah raja kebohongan, gosip dan cerita-cerita bohong, yang diikuti oleh anak Iblis yang paling kasar dari semua anaknya, yaitu Wasim (Dasim). Hasutannya yang kasar untuk perzinahan tidak perlu dijelaskan.

Telur yang ketujuh dan yang terakhir menghasilkan Al-A'war, pelindung para penyamun dan perampok yang senantiasa mencoba untuk meyakinkan orang-orang bahwa dengan barang-barang yang diperoleh secara jahat, akan mampu memperbaiki keadaan kemiskinan mereka dan juga sekaligus memenuhi tugas-tugas religiusnya melalui pemberian derma atau sedekah. Pada akhirnya, Al-A'war sering memberi nasehat, seseorang selalu bisa mencari penyesalan!" (jss/bersambung)

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar