Humaniora

Tragedi Setan (25) : Bulan Ramadhan Pintu Neraka Tertutup

Manusia, laki dan perempuan, tidak seberuntung nabi Muhammad SAW yang hatinya telah dibersihkan malaikat Jibril dari pengaruh setan. Jiwa pendampingnya pun telah menjadi Islam. Orang Muslim harus meminta perlindungan kepada Allah dari "setan yang terkutuk". Juga saat melakukan ibadah, jika ingin terhindar dari kekuatan makhluk penggoda itu.

Sejauh ini, doa merupakan cara pelepasan yang paling baik. Doa-doa tertentu mampu memberi perlindungan terhadap serangan setan tertentu. Namun, ada satu doa utama, "la ilah illa 'llah" (tak ada Tuhan selain Allah), yang pengulangannya secara tetap dapat melindungi terhadap setan yang berbeda-beda, termasuk berbagai serangannya.

Selain perlindungan dari doa-doa suci, ada juga perisai di hari suci tertentu. Selama bulan suci Ramadhan, orang-orang yang beriman dapat berisitirahat dengan lebih tenang, sebab kekuatan setan berkurang sampai tingkat yang paling rendah. Akibatnya, manusia, laki-laki dan perempuan akan mampu memfokuskan perhatiannya pada penyesalan (taubat) dan mencari kemurahan Allah.

Yahya Ibnu Bakar mengatakan kepada kami, bahwa Al-Layth telah mengatakan kepadanya dan berkata, bahwa 'Uqayl melaporkan dari Ibnu Shihab yang berkata,"Ibnu Abi Anas, Mawla dari Taymi, menceritakan bahwa ayahnya berkata kepadanya, dia mendengar Abu Hurayrah mengatakan, bahwa rasulullah SAW bersabda, 'Apabila Ramadhan telah mulai, pintu-pintu surga terbuka dan pintu-pintu neraka tertutup. Setan (As-Shayatin) akan dirantai."

Doa-doa dan waktu yang suci harus disertai dengan tempat yang suci. Karena semenanjung Arab adalah tempat lahir Islam, mereka yang berdoa di sana akan mendapatkan perlindungan suci. Dan di semenanjung itu, terutama di kota suci Mekkah, merupakan titik pusat yang suci di mana seseorang akan merasakan kemurahan Allah dengan lebih nyata dan perlindungan yang Allah berikan kepada manusia dari "Setan Yang Terkutuk".

Namun begitu, kekuatan doa-doa suci, waktu suci dan tempat suci, tidak boleh dibesar-besarkan. Pengaruhnya sangat berhubungan langsung dengan keadaan bathin seseorang. Banyak doa-doa, puasa dan ibadah haji dikerjakan oleh orang-orang yang munafik dan tidak beriman dengan sesungguh-sungguhnya, perbuatan itu hanya menghasilkan kutukan terhadap mereka, bukan keselamatan.

Oleh karena itu, percaya kepada Allah dan tetap yakin dengan Firman-Nya merupakan kualitas bathin yang sangat penting. Persiapkan untuk menerima ketentuan Allah tanpa kata-kata seandainya atau kata tetapi; karena seandainya dan akan tetapi adalah kata-kata ciptaan setan.

Kita telah sampai pada siklus yang penuh. Dalam hati yang khidmat, keyakinan dan kepercayaan kepada Allah adalah kepatuhan kepada kehendak (iradah) dan perintah (amr) dari Allah. Pada awal sejarah mitos Iblis, dia diperintahkan untuk bersujud, namun dia membangkang dan kemudian dikutuk. Sujud yang dilakukan setiap Muslim dalam shalatnya merupakan suatu peringatan yang tetap dan nyata terhadap Iblis akan konfrontasi yang telah menyebabkan kejatuhannya.

Abu bakar Ibnu Abi Shayba mengatakan kepada kami, bahwa Abu Mu'awiyah melaporkan dari Al-A'mash, dari Abu Salib, dari Abu Hurayrah yang mengatakaan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda,"Apabila anak Adam membaca tentang perintah sujud, maka dia akan bersujud. Kemudian Ash-Shaytan mundur menjauh dan berteriak, seraya berkata, "Bencana untuknya! Anak Adam diperintahkan untuk bersujud dan dia bersujud. Aku telah diperintahkan untuk bersujud dan aku menolak. Sehingga api nerakalah milikku."

Manusia adalah makhluk yang lemah, namun Allah adalah Ar-Rahman, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Pengasih. Penyesalan bathin dan ketaatan kepada kehendak Allah itu tidak akan datang dengan mudah kepada bani Adam, karena Iblis tidak pernah menghentikan tipu dayanya yang licik, dan senantiasa berupaya untuk membawa umat manusia pada kebinasaan.

Namun kemenangan manusia akan didapatkan dengan kemurahan Allah, dan kehendak Allah untuk memberi ampunan itulah yang menjadikan Iblis menjadi tidak berdaya. Pada akhirnya, kemenangan manusia adalah lemah. Allah dengan sabar menunggu penyesalan manusia untuk menutupinya sekali lagi dengan kemurahan dan kasih sayang-Nya.

Kemudian dia (Muhammad) berkata, "Apabila musuh Allah, Iblis, mendengar bahwa Allah Yang Maha Kuasa, yang Maha Mulia, telah menjawab doaku dan memberikan ampunan kepada umatku, maka dia akan mengambil kotoran dan mulai menaburkannya pada kepalanya dan meratap dengan keras. Pemandangan kesedihannya itu telah membuatku tertawa!"

Lautan kemurahan dan ampunan Allah tidak akan pernah hampa. Seseorang bisa berbuat kesalahan berulang kali, namun hati Allah tidak mengeras.

Hadits menceritakan kisah seorang perampok yang telah membunuh sembilan orang. Dia memutuskan untuk bertaubat, akan tetapi dia tidak yakin apakah penyesalannya masih mungkin dilakukan. Dia bertanya kepada seorang pertapa yang zahid, "Apakah masih ada penyesalan apa pun yang tersisa untukku?"

Sang pertama terkejut, "Setelah sembilan puluh sembilan orang terbunuh?" Perampok itu menjadi marah, mengeluarkan pedang dari sarungnya, dan membunuh Sang Pertapa seketika itu juga. Jumlah yang terbunuh sekarang bahkan menjadi seratus. (jss/bersambung)

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar