Humaniora

Wah, Batu Jamrud Itu Dari Airmata Hawa

Batu Jamrud selain warnanya yang tampak hijau segar dan banyak digemari kalangan atas karena keindahannya, juga dipercaya sebagian orang memiliki khasiat membawa keberuntungan.

Bila yang memakai penguasa, maka batu itu akan memperbesar wibawa dan kekuasaanya. Bagaimana cerita tentang batu Jamrud itu dan dari mana asalnya? Ini soal itu.

Dalam bahasa Inggris batu Jamrud disebut Emerald, bahasa Belanda Smagrad. Batu ini kalau di Indonesia dikenal dengan batu Hijau Laut dalam jenis beril. Sedang tingkat kepejalannya berkisar antara 7 ½ sampai 7 ¾ .

Tentang warna Jamrud yang asli ada yang mengatakan hijau rumput (daun). Dan warna ini paling banyak digemari, karena lembut dan begitu menawan hati.

Orang mengenal batu Jamrud sejak purbakala. Bahkan ada dongeng yang mengatakan Jamrud itu bersal dari air mata Ibu Hawa yang setelah jatuh dalam dosa dan terusir bersama Adam dari Taman Firdaus mencucurkan air mata. Air mata itu menjadi batu-batu Jamrud. Itu hanyalah dongeng yang menggambarkan betapa indahnya batu ini.

Tentang dari mana asal batu Jamrud itu, tidak ada yang tahu pasti. Sebab batu itu banyak bertaburan di berbagai negara. Ada yang mengatakan asal batu Jamrud adalah di Muso (Colombia = Amerika Selatan) dan Jekatrinenburg di pegunungan Ural (Rusia).

Namun ada juga yang mendapati batu mulia itu di India, Srilanka, Birma, Vietnam, Siam, Brazilia, Colombia, Venezuela, Salzburg (Jerman), Mesir (tambang Cleopatra).

Di Indonesia sendiri batu ini jarang ditemukan, meski tidak menutup kemungkinan tempat batu Jamrud di Indonesia juga ada.

Sifat lain dari batu Jamrud ialah kuat menahan panas dan tidak mudah berganti warna. Namun batu Jamrud harus dipelihara dengan baik, karena batu ini tidak boleh terbentur terlampau keras, dan mudah sekali berkelumur.

Di zaman dulu, banyak orang yang memakai batu Jamrud sebagai bandul kalung atau diikat pada cincin agar dapat menolak segala pikiran jahat dan menjaga diri supaya tetap suci (terutama gadis-gadis).

Batu ini juga dipercaya sebagian orang, bila sedang dipakai lantas terjatuh, maka menjadi pertanda akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Merugikan pemiliknya.

Ada sebuah kisah tentang Polycrates, raja dari Pulau Samos yang mempunyai cincin batu Jamrud. Katanya, batu itu membawa kejayaan, sehingga kekuasaannya itu membuat khawatir Raja Mesir Amasis yang hidup antara tahun 570 sampai 525 Sebelum Masehi.

Karena kuatir dikalahkan Polycrates, yang sebenarnya menjadi sekutunya, Raja Amasis mencari akal untuk melemahkan kekuatan Samos. Ia mengetahui, bahwa cincin Jamrud itu harus direbut.

Untuk merebutnya tidak bisa dengan kekerasan. Ia pun menganjurkan Polycrates mempersembahkan cincin Jamrud pada Dewa. Raja Polycrates menurut dan cincin yang berharga itu dibuang ke laut.

Tidak lama kemudian seekor ikan laut dibawa ke dapur Raja Mesir. Setelah ikan dibelah, ternyata cincin Jamrud itu ada di lambungnya. Peristiwa yang ganjil itu memberikan kesan pada Raja Amasis untuk memutuskan hubungan diplomatic dengan Samos. Tidak lama kemudian, Samos tertangkap dan akhirnya terbunuh.

Namun, kerajaan Amasis pun tidak kekal. Belum satu tahun ia wafat negeri diduduki Raja Persia. Cincin Jamrud itu tidak membawa kebahagiaan pada Raja Amasis.

Napoleon percaya bahwa batu Jamrud memiliki pengaruh. Hal ini dapat dibuktikan dari dijemputnya sebuah cincin batu Jamrud dari makam Charlemagne. Lalu batu itu di bawa Kaisar Napoleon ke medan perang Austerlitz dan Wagram. Kemudian batu Jamrud itu dihadiahkan kepada Ratu Hortense, iparnya, permaisuri Louis Napolion yang didudukkan menjadi Raja di Negeri Belanda (1806-1810), karena pada waktu itu, Nederland ditaklukkan Perancis.

Austerlitz adalah sebuah kota di Ceko-Slowakia kuno yang telah diserbu Napoleon dengan sukses. Sementara Wagram adalah sebuah desa dekat Wina (Ibukota Austria) yang juga telah diduduki oleh Napoleon.

Bagi Napoleon, cincin Jamrud itu membawa kemenangan dalam peperangan. Namun tidak begitu bagi Louis Napoleon, isterinya. Sebab ketika dia diberi cincin itu, ternyata tidak membawa keberuntungan dalam memegang kekuasaan negara.

Batu mulia Jamrud, bagi pecinta yang mempercayai, ada khasiat yang tersimpan di dalamnya. Khasiat itu adalah membawa keberuntungan bagi si pemakai, menambah kepandaian dan kelancaran berbicara dan diplomasi, memperbesar kekuasaan, dan mampu memberikan sinyal bagi si pemakai. Kalau bakal mengalami bencana, warna batu ini berubah pucat. sul/jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar