Industri

Produktifitas Petani Sawit Riau Rendah, Ini Penyebabnya

PEKANBARU - Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Riau, Prof. Almasdi Syahza, SE., MP menyampaikan bahwa produktifitas Petani Kelapa Sawit di Provinsi Riau masih rendah. Baik itu petani swadaya maupun petani plasma.

Menurutnya Produksi Sawit Petani Riau rata-rata per tahun masih 12 ton per hektare. Padahal seharusnya bisa 36 ton per ha setahun, atau paling tidak di atas 20 ton saja.

"Produktifitasnya tidak sesuai dengan hitungan ekonominya sehingga perlu dioptimalkan," kata Almasdi Syahza saat  Seminar Nasional Pembangunan Pertanian dan Pedesaan di Hotel Pangeran, Pekanbaru, Rabu (26/09/2018). 

Dikatakannya bahwa untuk petani plasma sudah agak bagus produksinya. Malah ada plasma yang sudah memenuhi standar Indonesia Sustainable Palm Oil bisa berproduksi di atas 40 ton dengan rendemen tinggi.

Akan tetapi produksinya juga tidak konsisten. Contohnya ketika kreditnya sudah lunas agak kurang perhatiannya dan cuma menikmati hasil saja.

Untuk petani swadaya banyak sekali kelemahannya. Secara umum inginnya punya kebun yang luas tapi tidak menginginkan keoptimalan dalam pemanfaatan. Malah ada yang produktifitasnya cuma 0,8 ton per hektare per tahun.

"Kecendrungannya kayak investasi tanah. Diperbanyak luasnya, sementara lahan yang ada tidak dikelola dan tidak dipupuk. Yang penting punya lahan yang banyak dulu," kata guru besar di Fakultas Ilmu Kependidikan UR ini. 

Alasan petani swadaya tak lakukan perawatan biasanya klasik yakni tak punya modal mulai dari pembelian bibit. Selain itu juga petani sekarang cenderung mengupah orang untuk bekerja. Seperti tukang panen sawit yang kerja capai target yang kadang buah belum matang juga sudah dipanen.

"Ini yang menyebabkan dampak pendapatan petani, harga tetap, petani tak punya modal memberi pupuk dan manajemennya sangat lemah," paparnya. Bay


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar