Industri

Peneliti USU Kaji Potensi Sawit Nasional

MEDAN - Indonesia merupakan produsen dan eksportir sawit terbesar dunia. Bahkan sejak tahun 2015 sawit tercatat sebagai penghasil devisa yang terbesar bagi Indonesia (Statistik Indonesia, 2016). 

Perkebunan sawit di Indonesia berkembang sejak pembukaan perkebunan negara di Sumatera Utara. Sampai tahun 1984 perkembangan perkebunan sawit tersebut didominasi oleh perkebunan besar negara dan swasta. 

Namun sejak tahun 1979, Pemerintah Indonesia mulai mengembangkan perkebunan rakyat. Sejak itu perkebunan sawit rakyat terus berkembang dan mencapai sekitar 40% dari total perkebunan sawit di Indonesia. 

Dengan jumlah yang cukup signifikan tersebut, pekebun rakyat harus menjadi bagian inklusif dalam rantai pasok dunia. Kenyataannya, keterlibatan pekebun sawit tersebut masih sangat minim.

Berbagai kajian tentang inklusivitas petani sudah dilakukan. Di antaranya adalah kajian yang telah dilakukan oleh peneliti dari USU dan CIRAD yang digelar di Ruang IMT-GT Biro Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Jumat (23/11/2018). 

Seminar yang sudah berlangsung tersebut merupakan kegiatan bersama antara Consortium Studies on Smallholder Palm Oil (CSSPO), Fakultas Pertanian USU, Kantor Urusan Internasional USU, PUI TKP3IS USU, CIRAD, IFI dan Alliance Francoise.

Diana Chalil PhD, sang peneliti dari USU menyebutkan,  seminar itu digelar untuk mendiseminasikan hasil penelitian inklusivitas yang telah ia lakukan bersama Dr Emmanuelle Chenys dari CIRAD. 

Kata dia, CSSPO merupakan konsorsium kajian pekebun sawit rakyat yang berasal dari Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Jambi (UNJA), Universitas Malikussaleh (UNIMAL), Universiti Putra Malaysia (UPM) dan Prince of Songkla University PSU). 

CIRAD merupakan lembaga penelitian pertanian di Perancis yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan daerah tropis dan Mediterania. CSSPO dan CIRAD telah bekerjasama sejak tahun 2016 dan telah mengadakan konferensi bersama di Kuching Sarawak pada Juli 2018.

Seminar dihadiri 75 peserta dari peneliti USU, UNJA, UNIMAL, PPKS, PERHEPI, Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, perusahaan sawit PTPN3, SMART, GAPKI, LSM Conservation International (CI) dan Pusat Pengkajian dan Perlindungan Anak (PKPA).

Lalu, organisasi petani APKASINDO dan SAMADE. Acara dibuka oleh Wakil Rektor 3 USU Drs. Mahyuddin K. M. Nasution, M.I.T., Ph.D. dan dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Anne-Lise Mercier dari Alliance Francoise. 

Panel session dimulai dengan opening remark oleh Prof Alain dari CIRAD dan Dr. Bayu Krisnamurthi dari ISA Initiatives IPB. 

Selanjutnya Dr. Diana Chalil  dari CSSPO USU memaparkan hasil kajian mengenai inklusivitas petani sawit Indonesia dari aspek ownership, voice, risk dan reward.

Berikutnya adalah pembahasan lanjutan mengenai voice petani sawit dalam RT RSPO oleh Dr. Emmanuelle Cheyns dari CIRAD. hendrik


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar