Industri

Pertamina Siap Produksi Bahan Bakar Nabati

JAKARTA- PT Pertamina (persero) siap mengembangkan usaha biofuel serta memastikan pelaksanaan kebijakan pemerintah mengenai penggunaan B20 (campuran 20% minyak kelapa sawit atau biodiesel) berjalan lancar.

Saat ini Pertamina tengah menjajaki studi pembangunan green refinery di Indonesia, yaitu kilang yang khusus mengolah vegetasi seperti sawit, tebu, dan lainnya menjadi bahan bakar nabati (biofuel).

"Untuk mendukung program pemerintah menurunkan defisit transaksi berjalan, kami berencana memproduksi B20, mengurangi impor BBM, dan elpiji. Kalau kita bisa kurangi impor 225.000 barel, itu akan sangat membantu program pemerintah tersebut." ujar Dirut Pertamina Nicke Widyawati saat pembukaan Pertamina Energi Forum (PEF) 2018 di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (28/11).

Untuk B20. kata Nicke, Pertamina akan mulai mengembangkan proyek green energy di Dumai dan Plaju.

Pemerintah telah menetapkan sebanyak 2,9 juta kiloliter (kl) biodiesel siap pakai hingga akhir tahun ini, baik untuk public Service obligation (PSO) maupun non-PSO. Kebijakan itu diharapkan bisa menjadi solusi menurunkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang di kuartal II 2018 sebesar 3% dari PDB atau senilai US$8 miliar.

Pemerintah telah menyiapkan sanksi bagi badan usaha yang tidak menjalankan kebijakan B20. Besaran sanksinya ialah Rp 6.000 per liter.

Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution menekankan, peran Pertamina sebagai perusahaan minyak dan gas terbesar di Indonesia diharapkan dapat membantu program pemerintah untuk mengembangkan B20. Tps


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar