Humaniora

Mengenal Songket Leang, Kain Kafan Dibawa Mati

Desa Sukarara, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) terkenal dengan kain songketnya. Kain itu tak melulu untuk dijual, tetapi juga bagian dari adat.

Gadis-gadis membuat kain songket untuk calon suaminya. Kain songket sebagai ekspresi rasa syukur. Dan bagi yang sudah uzur, maka mereka juga membuat ‘songket leang’ sebagai kain kafan untuk persiapan mati.

Namun begitu, kendati wanita pengrajin songket tak terbilang jumlahnya, tapi profesi perancang motif masih terbilang langka. Sebab, merancang motif tak hanya membutuhkan kelihaian mendisain, melainkan juga kemampuan jampi-jampi dan doa. Tak mengherankan jika perancang pakar di Desa Sukarara adalah wanita-wanita paruh baya.

Beberapa motif semacam wong menak (Arjuna), ular naga, dan subahnala adalah motif warisan leluhur dan dianggap sakral. Konon, subahnala jadi lambang adat raja dari Karangasem, Bali, yang pernah berkuasa di Lombok Tengah.

Penamaannya ini didasari ucapan syukur dari seorang wanita penenun yang merasa lega ketika pekerjaannya usai, “Subhanallahu wata’ala,” desahnya.

Akibat pengaruh logat, maka nama motif itu berubah menjadi subahnala. Motif ini berupa bunga berkelopak tiga yang sedang mekar. Tiap ornamennya melambangkan jalan yang harus dilalui manusia menuju keutamaan hidup.

Sedangkan motif-motif semacam ragi genap, kemah, dan motif lainnya didisain untuk memenuhi selera pasar, sehingga tak membutuhkan ritual khusus untuk merancangnya.

Keistimewaan seorang perancang tertua adalah, dia berhak menenun leang (kain kafan) yang benangnya diambil dari kualitas paling sederhana (agar mudah membusuk di tanah). Benang itu dicuci bersih, dan diolesi nasi supaya kuat dan mudah dipilah.

Penenun leang memang harus orang tertentu. Begitu pula waktu pembuatannya, hanya pada bulan-bulan khusus, yaitu Ramadhan, Maulid, dan Rajab. Sedangkan bulan-bulan lainnya, tanpa alasan yang jelas, tak diperkenankan menenun leang.

Aturan ini masih ditaati hingga kini. Hanya saja, makna songket sebagai persembahan kepada calon suami telah beralih fungsi menjadi penyangga ekonomi rakyat Sukarara. jss

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar