Politik

Memanggil Ratu Kidul (3-Habis) : Perlu 42 Sesaji di Selasa Kliwon

Kedua tarian itu sama-sama keramat, sakral dan penuh dengan nuansa magis. Selain tidak boleh dipentaskan secara terbuka, tarian yang penarinya harus memakai kebaya lengkap itu, pelaksanaannya harus menyertakan sesaji dan dipilih hari keramat yakni Selasa Kliwon. Sebelum tari bedaya lambangsari maupun bedaya semang dilaksanakan terlebih dulu harus ada sesaji yang berjumlah 42 macam.  Untuk bedaya Lambangsari sesajinya ada 18 macam yang terdiri dari dadar rasulan komplit, dadar golong, dadar asrep-asrep, dadar ambeng, dadar punar, gebuli, tumpeng megono, dadar ropah, pisang dan suruh ayu (sirih), robyong gundul, setangkep gula Jawa dalam besek, satu tangkir beras, satu telur warna, kolak pisang emas, degan kelapa hijau, impling komplit serta bunga-bungaan berupa gecok mentah, rosan pantun dan kepala kerbau. Sedang untuk tari bedaya semang, sesaji yang harus disiapkan untuk Sang Ratu, ada 24 macam. Terdiri dari, sesaji rasulan, ketan salak, kluwek, telur ayam dipinang, kolak pisang emas, tumpeng uruping damar, tumpeng robyong, tumpeng gendhul, seekor ayam hidup, tuhon pasar, impling wedung kadhuk, jenang-jenangan air, kendi berisi air, gecak mentah, rujak degan, tape, dan rujak wedang, arang-arang kambang, jeruk,tampil, polo kependem dan gumandul. Semua sesaji sebelum dipasang di areal pementasan, terlebih dulu dimantrai. Sedangkan untuk gamelan (alat musik) khusus untuk tari Bedaya Semang, jumlah gongnya harus 126 biji. Lalu pelaksanaannya, harus pada hari Selasa Kliwon. Kerabat kraton Yogyakarta meyakini,  Selasa Kliwon adalah hari yang sakral dan merupakan hari keramat menurut kepercayaan Jawa. Kedua tarian itu diyakini bisa untuk memanggil Kanjeng Ratu itu. Tarian ini juga disebut sebagai tari penentram alam raya. Ketentraman rakyat dengan pihak kraton. (Habis/Djoko Su’ud Sukahar)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar