Politik

Nihil Bencana Asap, Karhutla Sukses Dikendalikan

Karhutla berhasil dikendalikan di tahun 2017 ini.  Indikasi keberhasilan pengendalian kebakaran hutan dan lahan itu terlihat dari data yang ada. Hingga November tahun ini, tidak satu pun provinsi yang menetapkan status tanggap darurat bencana asap akibat karhutla. Tujuh provinsi yang rawan karhutla itu hanya menetapkan status siaga darurat sebagai upaya pencegahan dan penanganan dini karhutla. Tidak ada yang sampai menetapkan status tanggap darurat. Ketujuh provinsi itu adalah Sumatra Selatan, Riau, Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jambi, serta Kalimantan Tengah. Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Raffles B Panjaitan, mengatakan, keberhasilan pengendalian karhutla itu berkat kerja sama berbagai unsur terkait, termasuk pemerintah daerah dan korporasi. “Capaian berupa tidak adanya jumlah hari dalam status tanggap darurat pada tahun 2017 harus terus dipertahankan pada tahun-tahun mendatang. Dengan kata lain, kondisi ini akan terwujud jika kebakaran hutan dan lahan dapat bersama kita cegah,” kata Raffles, di Jakarta, akhir pekan lalu. Dia menjelaskan, upaya pencegahan karhutla di daerah rawan telah dilakukan sejak awal tahun 2017. Itu meliputi patroli terpadu pencegahan karhutla, aktivasi posko pengendalian karhutla, operasi pemadaman darat, dukungan operasi udara berupa water bombing dan hujan buatan, sosialisasi dan kampanye, peningkatan sumber daya manusia pengendalian karhutla, dan revitalisasi sarana serta prasarana pengendalian karhutla. Pemerintah berhasil menurunkan jumlah hari tanggap darurat karhutla pada lahan gambut dan non-gambut di Sumatra dan Kalimantan pada tahun 2017 ini. Dan itu sampai nihil, melampaui target maksimal yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017 sebesar 30% dari batas toleransi maksimum 148 hari sesuai dengan baseline 2015. Jumlah total hari siaga darurat karhutla di tujuh provinsi rawan tahun ini berjumlah 985 hari, sedikit lebih banyak jika dibandingkan dengan 2016, 961 hari. Kondisi paling parah pada 2015 menunjukkan kondisi siaga darurat 889 hari, darurat asap 78 hari, tanggap darurat 148 hari, dan transisi darurat ke pemulihan 18 hari. jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar