LAMPUNG - Dipertengahan bulan suci Ramadhan, DPP APKASINDO didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit menyelenggarakan Workshop dengan tema "Penguatan Kelembagaan dan Kemitraan Sawit Rakyat Provinsi Lampung".
Kegiatan ini dilaksanakan di Aston Lampung City Hotel pada 27-29 Maret 2024.
Salah satu tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan petani kelapa sawit tentang pentingnya berlembaga. Karena syarat kunci untuk mendapat bantuan dari Pemerintah adalah bergabung dengan kelembagaan.
Lebih dari 120 Orang hadir pada kegiatan ini meliputi, Petani sawit dari 8 Kab/Kota se-Lampung (Kota Metro, Mesuji, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Lampung Barat, Lampung Utara, Lampung Tengah, Lampung Selatan, Perwakilan Perusahaan (PTPN VII, PT. Garuda Bumi, PT. Lampung Bumi Perkasa, PT. Palm Lampung Persada, PT. Kalirejo, Dinas Perkebunan Provinsi, dan juga Ketua Umum DPP APKASINDO
Ketua Umum DPP APKASINDO Gulat Manurung dalam sambutannya mengatakan, pihaknya terus melakukan upaya peningkatan kesejahteraan terhadap petani sawit. Menurutnya, CPO (crude palm oil) dan PKO (palm kernel oil) minyak inti sawit merupakan dua produksi utama dari pengolahan TBS (tandan buah sawit segar) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
Kehadiran sawit, lanjutnya, telah merubah kehidupan dan ketergantungan dunia industri kimia terhadap CPO dan PKO. Tentunya, kesuksesan itu diraih adanya kemitraan antara petani sawit di Provinsi Lampung kepada pemerintah yang dalam hal dinas perkebunan.
“Kesuksesan petani sawit di Lampung juga karena berkat dinas perkebunan dekat petani, sehingga membuat petani lebih percaya diri, lebih maju,” kata Gulat.
Untuk itu, Dia meminta, pemerintah setempat untuk membuka regulasi agar di Provinsi Lampung mendukung pe,mbangunan pabrik mini minyak goreng.
“Jadi, kami meminta kepada pemerintah agar mengupayakan hal tersebut untuk membantu kemudahan petani sawit,” ujarnya.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung Yuliastuti mengatakan, hingga saat ini petani sawit tentu sangat bergantung dengan pabrik sawit, untuk itu pemerintah sudah merencanakan untuk pembangunan pabrik minyak goreng (pamigo).
“Jadi, untuk pamigo pemprov sudah mengarah kepada program untuk bagaimana sawit rakyat bisa diolah oleh daerah itu sendiri,” ucapnya.
Dia melanjutkan, perencanaan pembangunan pamigo itu bahkan sudah bekerja sama dengan Universitas Lampung (Unila).
“Kami sudah melakukan uji kelayakan untuk pembangunan pabrik mini minyak goreng. Mudah-mudahan ke depan bisa direalisasikan,” tutupnya.
Ditengah berlangsungnya diskusi hangat, salah seorang peserta workshop menceritakan awal mula ia berkebun sawit "saya sudah berkebun sawit sejak tahun 1990 dan sudah bermitra. Kalau dulu kemana2 naik motor butut, tapi berkat sawit saya bisa menyekolahkan 2 anak saya ke luar negeri, London dan Amsterdam". Ungkap Condrowati.(Lin)