Nusantara

Keselamatan Kerja Investasi Penting dalam Industri Hulu Migas

SHE Operation Divition Manager EMP, Mega Nainggolan (paling kiri) dan VP SCM EMP, Iwan Kristiantono (tengah) bersama sejumlah pembicara pada sesi dialog interaktif dengan tema Pembinaan dan Pengembangan Vendor Lokal pada acara Kapasistas Nasional III di

PEKANBARU - Keselamatan kerja (safety) bukanlah sebagai _barrier_ (penghambat) dalam dunia kerja, tapi justru sebagai investasi untuk mencegah kerugian yang lebih besar jika terjadi kecelakaan kerja, khususnya di dalam industri hulu migas.

Demikian disampaikan Safety, Health and Environment (SHE) Operation Divition Manager Energi Mega Persada (EMP), Mega Nainggolan, saat menjadi pembicara pada sesi dengan tema "Pembinaan dan Pengembangan Vendor Lokal" pada kegiatan Kapasitas Nasional (Kapnas) III di Kota Batam, 12 Juli 2023. Kegiatan Kapnas III merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan oleh SKK Migas Perwakilan Sumatra bagian Utara (Sumbagut) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) wilayah Sumbagut.

"Dalam sebuah penelitian beberapa waktu lalu disimpulkan bahwa US 1 dolar yang diasuransikan akan sebanding dengan US 20-30 dolar yang tidak diasuransikan jika terjadi kecelakaan kerja. Kerugian tersebut meliputi penggantian barang yang rusak, rehabilitasi lingkungan bila menimbulkan dampak pencemaran, biaya investigasi dan sebagainya yang diakibatkan kelalalaian mematuhi bidang keselamatan kerja.

Dikatakan Mega Nainggolan, EMP sangat berkomitmen mengaplikasikan keselamatan kerja dalam melaksanakan aktivitas, termasuk juga kepada kontraktor atau mitra kerja perusahaan. Misalnya meminta pekerja _non skill_ menggunakan helm berwarna hijau ketika berada di areal kerja yang beresiko tinggi. Selain itu beberapa pekerja juga diminta menggunakan _ban captain_ yang bertugas mengawasi dan mengevaluasi aspek keselamatan kerja di sekitarnya.

Langkah tersebut dilakukan, kata Mega Nainggolan, agar sesama pekerja saling mengingatkan akan bahaya dan resiko di lapangan sehingga bisa meminimalisir dampak dari pekerjaan tersebut.

"Baru-baru ini EMP telah menerapkan _readyness assesment_, di mana apakah step pekerjaan di lapangan bisa dilakukan atau dievaluasi harus mendapat persetujuan dari VP SHE atau pimpinan tertinggi yang mengawasi _safety_. Langkah ini merupakan yang pertama kali dilakukan oleh KKKS di mana selama ini biasanya persetujuan cukup mendapat _approval_ dari penanggungjawab lokasi kerja," ujarnya.

*Peningkatan SDM*

Di tempat yang sama, Vice President (VP) Supply Chain Management (SCM) EMP, Iwan Kristiantono mengatakan, EMP turut berpartisipasi pada Forum Kapnas III se-Sumbagut karena EMP sangat concern pada peningkatan SDM industri hulu migas termasuk sektor penunjangnya, mengigat semakin tingginya investasi di bisnis ini.

EMP juga mengajak sejumlah mitra kerja untuk ikut pameran dan menjadi sponsor dalam event tersebut. Seperti PT Bina Mitra Artha (BMA), perusahaan yang bergerak di bidang drilling (pengeboran) dan work over. Selain itu juga PT Nawakara Perkasa Nusantara (NPN) yang bergerak di bidang service pengamanan (security).

Dari data yang dihimpun, tahun ini SKK Migas menargetkan investasi sebesar Rp 234,18 triliun, lebih tinggi 26 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 186,36 trilliun. Melalui Forum Kapnas III ini, SKK Migas dan KKKS terus berupaya mengintegrasikan kemampuan pabrikan dalam negeri, agar daya saing industri hulu migas nasional semakin meningkat.

"Sebagai perusahaan migas nasional di Tanah Air, EMP fokus dan sangat peduli terhadap pemberdayaan UMKM dan vendor lokal. EMP juga bertekad mendukung target investasi hulu migas dan target produksi nasional yakni produksi minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 miliar kaki kubik per hari tahun 2023," kata Iwan Kristiantono.***
 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar