Nusantara

Gapki Riau Siapkan Diri Tanggulangi Karhutla

Para nara sumber sedang memberikan paparannya. (lin)

PEKANBARU - Terkait cuaca ekstrim yang melanda Riau beberapa minggu ini, Gapki Riau menyatakan selalu mempersiapkan diri dalam mengantisipasi Karhutla. Hal ini terungkap dalam seminar yang ditaja dengan tema Pencegahan dan Penanggulangan Karhutla' Kamis (22/06/23).

Ketua Panitia yang juga sekretaris Gapki Riau, Firmansyah mengatakan, saat ini Riau dilanda kemarau dan panas yang luar biasa, karena itu perusahaan perusahaan harus terus meningkatkan kewaspadaannya terhadap Karhutla. Meski katanya, sudah banyak perusahaan perusahaan yang cepat tanggap dan memberikan reward kepada desa bebas api di wilayah kerjanya.

"Kita tidak boleh lengah meski setiap perusahaan mememiliki penanggulangan karhutla sendiri. Kita juga harus sesering mungkin mengingatkan mereka terkait kesiapan mereka baik itu ketersedian air di embung atau alat alat pemadam mereka yang senantiasa bisa berfungsi,"tuturnya.

Firman juga menambahkan, terkait hal tersebut, Gapki Riau menggelar seminar Karhutla ini dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya. "Dalam hal ini kami mengundang semua anggota Gapki agar bisa mengikuti seminarnya dan mencermati semua yang disampaikan para narasumber. Apalagi saat ini banyak data data terbaru yang perlu di update perusahan terkait penanggulangan Karhutla sejak dini," tuturnya.

Ketua Gapki Riau, Licwan Hartono menambahkan, dirinya apresiasi dengan acara seminar penanggulangan Karhutla ini, karena menurutnya perusahaan perusahaan yang tergabung dengan Gapki bisa mengetahui bagaimana cara penanggulangan karhutla dan menerapkannya di wilayah kerja masing masing,"Kita berharap 65 perusahaan yang tergabung dalam Gapki Riau ini bisa dirinya akan mendorong seluruh anggotanya untuk segera melakukan pemulihan ekosistem gambut dan terkontrol oleh pemerintah, dengan mudah dapat diketahui pada lokasi mana potensi terjadi kebakaran hutan dan lahan, sehingga dapat dilakukan antisipasi pencegahannya," jelasnya.

Hartono meminta agar KLHK dapat memberitahukan apabila hasil overlay database SiMATAG-0.4m dan peta hotspot diketahui adanya titik panas (hotspot) di lokasi konsesi perkebunan, upaya ini disebutkanya dapat mempercepat penanggulangan karhutla. "Hingga hari ini titik hot spot yang terpantau di Sumatra ada 174 titik hotspot sedangkan untuk Riau ada 38 titik Hot spot, ini tentu membuat kita makin waspada dan sama sama menjaga wilayah masing masing serta wilayah di sekitar kita agar tidak terjadi kebakaran lahan", paparnya.

Sementara seminar ini sendiri menghadirkan tiga nara sumber yang kompeten yakni, dari BMKG, BPBD Riau dan Keynote speaker DR, Ir Raffles B Panjaitan M Sc selaku tenaga ahli KLHK bidang manajemen Landscape fire. (Lin


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar