Nusantara

Rektor dan Mahasiswa S3 UNRI Kuliah Praktek Lapangan ke Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu

BUKIT BATU - Sebanyak 30 orang civitas akademika dari Universitas Riau (Unri) yang terdiri dari, 27 orang Mahasiswa Program pasca sarjana dari Program Ilmu Lingkungan dan 3 orang Guru besar dan Dosen Pembimbing termasuk Rektor Universitas Riau Bpk. Prof.Dr. Ir. Aras Mulyadi, DEA  Sabtu kemarin, 02/07/2022 melakukan penelitian untuk Kuliah praktek lapangan ke PT Arara Abadi yang merupakan salah satu unit usaha Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas dan ke Kawasan Cagar Biosfer (biosphere reserve) Giam Siak Kecil-Bukit Batu. Cagar yang berlokasi di Areal Konsesi PT Sakato Pratama Makmur (SPM) yang juga merupakan salah satu perusahaan mitra pemasok bahan baku kuntuk APP Sinar Mas yang berlokasi di  Kecamatan Bandar Laksamana (dh/Kecamatan Bukit batu) Kabupaten Bengkalis-Riau.

Kedatangan rombongan dari yang dipimpin langsung Rektor UNRI Prof.Dr Ir Aras Mulyadi DEA yang juga sekaligus salah satu Dosen Pembimbing Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Lingkungan Unri disambut oleh kepala distrik PT. Sakato Pratama Makmur (SPM) Humus Joko Irwandono bersama sataff dan jajaran didampingi Public Relations dari PT Arara Abadi - APP Sinar Mas Nurul Huda, Forest Sustainability & Healt, Safety Environment (FS& HSE) PT AA-APP Sinar Mas Head Syarif Hidayat bertempat di meeting room PT SPM untuk mendapatkan pemaparan seputar keberadaan perusahaan dan pengelolaan cagar  cagar biosfir yang mana kehadirannya satu-satunya di Indonesia cagar biosfer yang pertama diinisiasi oleh private sector (perusahaan) yaitu dari APP Sinar Mas.

Menurut Joko dalam paparannya menyampaikan, pihaknya berharap kehadiran mahasiswa S3 universitas Riau  ini hendaknya dapat melihat langsung kondisi dilapangan, " Selama ini perusahaan sebagai pemasok bahan baku kayu yang merupakan mitra dari APP Sinar Mas dalam berusaha dalam bidang Hutan Tanaman Industri (HTI) tetap berkomitmen menjaga dan memelihara lingkungan di sekitar distrik perusahan," ujar Joko.

Selain itu dalam menangani kasus Kebakaran lahan pihak perusahan tetap menjaga lokasi dari pembakaran lahan dari pihak-pihak yang secara sengaja ataupun lalai sehingga menimbulkan kebakaran dan termasuk melakukan langkah-langkah menjaga cadangan air yang ada di Giam Siak Kecil ini dengan mengalokasikan 72.255 areal hutan produksi perusahaan yang tidak ditanami HTI (full hutan alam) sebagai Zona inti Cagar Biosfer dari total areal inti  cagar biosfer Giam Siak Kecil Bukit batu 178.722 Ha,” demikian joko menmbahkan.

Sementara itu Aras Mulyadi dalam sambutannya mengatakan “27 mahasiswa dan tiga orang Guru besar Profesor  dosen pembimbing ini yang turun kelapangan merupakan dosen yang mengajar diprogram S3 doktor ilmu lingkungan unversitas Riau, didalam pengembangan S3  Ilmu lingkungan itu ciri khasnya yaitu untuk melihat wetland (lahan basah) ekosistim, dan mahasiswa yang masuk ilmu lingkungan ini beragam, ada dari kelompok eksakta, biologi, fisika, kimia dan dari ilmu lingkungan itu sendiri, ada perikanan ada kehutanan, dan lain-lain, ada juga dari sosial, hukum, ekonomi, dan juga Pendidikan, kemudian mahasiswa yang mengambil mata ajaran pengelolaan sumber daya alam, pengelolaan ekosistem lahan gambut dan keanekaragaman hayati di cagar biosfir ini.

"Tujuan praktek lapangan ini yakni memperkenalkan subyek yang berkaitan mata ajaran mahasiswa  dan melihat prespektif pengelolaan lingkungan lahan gambut dan keanekaragamana ekosistem yang telah dilakukan stakeholder," ungkapnya.

Dikatakannya, Cagar Biosfer Giam Siak Kecil ini ada pada tiga mata topik ajaran dan disusun berbagai ekosistem yang ada dan merupakan lokasi yang tepat bagi mahasiswa untuk melihat bagaimana pengelolaan Sumber Daya Alam dalam pengelolaannya.

"Kita harapkan mahasiswa dari berbagai kelembagaan diantaranya pemerintahan, Dewan, Hukum, kehutanan, sosial, pendidikan fisika, biologi, ekologi yang melakukan kunjungan kelapangan ini dapat menambah wawasan dan mengetahui persis dalam pengelolaan cagar biosfir yang sudah ditetapkan pemerintah, bahkan dapat berperan  mengambil kebijakan dalam persoalan lingkungan,"

Kami atas nama Program Ilmu Lingkungan khususnya dari Universitas Riau mengucapkan ribuan terimakasih kepada PT Arara Abadi yang telah menerima kami untuk melihat dan mempelajari best praktis yang telah dilakukan  oleh perusahaan dalam mengelola lingkungan yang tidak hanya lingkungan geofisik tapi juga lingkungan sosial, ekonomi, masyarakat dan juga tentu hukum, kami melihat ada harmonisasi antara cagar biosfer giam siak kecil bukit batu dengan stakeholder yang ada.”. demikian Aras Mulyadi nenambahkan.

Sementara itu Humas PT Arara Abadi- APP Sinar Mas Nurul Huda mengatakan:”Kunjungan dan Kuliah Praktek lapangan ini mempunyai nilai yang sangat berarti dan sangat bermanfaat, baik bagi perusahaan maupun bagi dunia perguruan tinggi di Riau khususnya bagi Perguruan Tinggi Universitas Riau yang sama-sama sangat kita banggakan, karena kegiatan ini memadukan konsep teori dengan implementasi dilapangan bagi rekan-rekan Mahasiswa Program Doktoral (S3) Ilmu Lingkungan dengan melakukan praktek lapangan untuk melihat secara langsung pengelolaan kawasan inti cagar biosfer GSK-BB di Kawasan hutan produksi perusahaan, yaitu tentang ekosistem dan keaneragaman hayatinya, Ekologi ekosistim lahan basah serta Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungannya. Perusahaan berkomitmen mendukung program dan kegiatan-kegiatan perguruan tinggi di Riau untuk kegiatan praktek lapangan maupun untuk penelitian pada Kawasan Cagar Biosfer, mengingat salah satu bagian dari fungsi cagar biosfer adalah mendukung penelitian dan Pendidikan.

Cagar Biosfer adalah suatu konsep yang mendasari pendekatannya secara holistik pada pengelolaan lansekap, memperhatikan persoalan nyata di lapangan dan mengajak semua pemangku kepentingan untuk memahami dan memecahkan persoalan secara bersama.

Cagar Biosfer mempunyai tiga fungsi utama yaitu:
(1)    kontribusi konservasi lansekap,  ekosistem,  jenis, dan plasma nutfah.
(2)    menyuburkan pembangunan berkelanjutan baik secara ekonomi, ekologi maupun sosial-budaya.
(3)    mendukung logistik untuk penelitian, pemantauan, pendidikan dan pelatihan yang terkait dengan masalah konservasi dan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal, regional, nasional, maupun global."
Demikian Nurul Huda menyampaikan.(lin)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar