Nusantara

Komitmen Riau Kembangkan Desa Wisata Berkelanjutan

Menparekraf Sandiaga Uno (kemeja biru) ketika berkunjung ke Desa Koto Masjid, Kabupaten Kampar, Riau

PEKANBARU - Pengembangan Desa Wisata  di Riau saat ini sedang gencar-gencarnya dilakukan. Keberadaan desa wisata di daerah berjuluk "Negeri Lancang Kuning" itu, sudah diakui di kancah nasional, lantaran memiliki potensi desa wisata yang mandiri.

Sebanyak 8 desa wisata di Riau telah masuk dalam 300 desa yang meraih Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021, yakni Desa Wisata Teluk Rhu, Kabupaten Bengkalis, Desa wisata Koto Mesjid, Kabupaten Kampar, Desa wisata Aliantan, Kabupaten Rokan Hulu.

Kemudian, Desa Wisata Bangko Mukti, Kabupaten Rokan Hilir, Desa Wisata Dayun, Kabupaten Siak, Desa wisata Tabing Tinggi Okura, Kota Pekanbaru, Desa wisata Bono, dan Desa wisata Kuala Terusan, di Kabupaten Pelalawan.
Menparekraf Sandiaga Uno (kemeja biru) ketika berkunjung ke Desa Koto Masjid, Kabupaten Kampar, Riau

Bahkan, Desa wisata Koto Mesjid, atau yang lebih populer dikenal Kampung Patin, Kabupaten Kampar, telah masuk dalam 50 besar ADWI 2021. Anugerah ini diberikan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno pada bulan September 2021 lalu.

Dukungan Pentahelix seperti sejumlah penelitian akademisi, dukungan tanggung jawab pelaku bisnis  melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), bantuan dari komunitas, serta adanya kebijakan pemerintah, dan publikasi dari media, tidak lepas dari pengembangan desa wisata di Riau.

Saat ini Riau memiliki 1.859 desa/kelurahan, tersebar di 12 kabupaten dan kota. Dari jumlah ini, sebanyak 123 desa telah dicanangkan sebagai desa wisata. Jumlah ini akan terus bertambah, lantaran geliat ekonomi desa wisata sudah terasa hadir di sejumlah kabupaten di Riau.

Anggota DPRD Riau, Sewitri mengatakan, keberadaan desa wisata di Riau harus didukung dengan komitmen serius. Pihaknya siap mengawal kebijakan pemerintah terkait pengembangan desa wisata ini.

Menurutnya, peningkatan sumberdaya manusia bagi pengelola desa wisata harus dilakukan secara berkesinambungan. Hal ini dilakukan agar para pengelola desa wisata atau kelompok sadar wisata (Pokdarwis), bisa memliki kompetensi dalam mengelola objek wisata dan mampu melayani wisatawan datang dengan baik.

"Kami siap mengawal pengembangan desa wisata di Riau. Keberadaan desa wisata sangat positif, apabila dikelola dengan baik. Pertumbuhan ekonomi desa bisa terbantu dengan adanya desa wisata," ujar Sewitri ketika diwawancarai, Minggu (21/11/2021) di Pekanbaru.

Untuk itu, imbuh Sewitri, peningkatan SDM berkelanjutan perlu dilakukan kepada pengelola desa wisata. Dengan menghadirkan pemateri yang berkompeten, sehingga pengalaman dan prestasi yang sudah ada bisa ditingkatkan.

"Tujuan peningkatan SDM ini adalah meningkatkan masyarakat sadar wisata, agar keberadaan desa wisata bisa menjadi destinasi wisata unggulan di provinsi Riau," tukas Sewitri.

Ia memberikan apresiasi  kepada pihak akademisi, komunitas, pelaku bisnis, pemerintah, dan media, yang telah mendukung pengembangan desa wisata di Riau. Menurutnya sinergi Pentahelix ini mesti terus dijalin. Saling memberikan informasi dan dukungan untuk memajukan desa wisata.

"Sinergi Pentahelix sektor pariwisata tidak bisa berjalan masing-masing. Ini harus berjalan bersama-sama dan berkelanjutan. Saling memberikan dukungan sesuai tugas dan fungsinya masing-masing," tandas Sewitri.
Gubernur Riau, H Syamsuar, memberikan apresiasi dan anugerah kepada Kepala Desa/Penghulu Kampung Dayun, Nasya Nugrik, pemenang Lomba Desa Wisata tingkat Provinsi Riau 2021

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat, melalui Kabid Pengembangan Sumberdaya Pariwisata (PSDP), Ridho Adriansyah, mengatakan, Dispar Riau melalui Bidang PSDP, telah memberikan pelatihan teknis kepada pelaku usaha di desa wisata dan pengelola desa wisata.

"Tahun 2021 ini kami telah memberikan bimbingan atau pelatihan teknis kepada 200 lebih peserta dari kabupaten/kota," ucap Ridho, ketika diwawancarai, Minggu (21/11/2021) di Pekanbaru.

Diungkapkannya, era adaptasi kebiasaan baru atau yang lebih dikenal dengan istilah New Normal, sektor pariwisata mengalami penurunan yang sangat signifikan akibat terdampak COVID-19.

"Hal ini merupakan tantangan bagi kita, untuk meningkatkan kembali ekonomi masyarakat melalui sektor pariwisata. Untuk itu perlu strategi dan peran dari para pelaku parekraf untuk membangkitkan sektor ini. Dibarengi penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability)," imbuhnya.

Ridho membeberkan, bahwa keberadaan Pokdarwis merupakan satu di antara komponen dalam masyarakat. Memiliki peran penting dalam pengembangan sektor pariwisata daerah.

"Keberadaan Pokdarwis di Riau perlu terus didukung dan dibina. Sehingga dapat beperan lebih efektif untuk menggerakkan partisipasi masyarakat. Dan bisa mewujudkan lingkungan dan suasana yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan pariwisata," kata Ridho.

Disebutkan Ridho, Dispar Riau sebagai instansi teknis terus berupaya memberikan apresiasi dan motivasi, serta dukungan kepada Pokdarwis di Riau, melalui pembinaan sadar wisata di setiap daerah. "Sehingga Pokdarwis siap menjadi agen pariwisata melalui prinsip butir-butir sapta pesona," tandasnya.(ist)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar