Nusantara

APKASINDO dan Asian Agri Jalin Kerjasama Percepat PSR

JAKARTA – DPP APKASINDO (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) dan PT Inti Indosawit Subur, unit bisnis Asian Agri, telah menandatangani nota kesepahaman dalam rangka peningkatan produktivitas sawit rakyat dan mendukung Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Dengan meningkatnya produktivitas kelapa sawit rakyat akan menguntungkan semua pihak terkhusus dari segi ekonomi, sosial dan ekologi.

“APKASINDO telah merangkul beberapa perusahaan besar kelapa sawit di Indonesia yang tersebar di 22 Provinsi perwakilan APKASINDO. Di tengah pandemi, semua pola kerjasama kemitraan ini tetap dilakukan karena petani sawit tidak pernah menyerah.  Saat ini, kemitraan baru dijalankan bersama anggota GAPKI sebagai bagian amanah dari UU Cipta Kerja,” ujar Dr cn Ir Gulat Manurung, MP.,C.APO, Ketua Umum DPP APKASINDO  Selasa (12 Agustus 2021).

Dalam 7 bulan terakhir, kerjasama kemitraan APKASINDO dengan berbagai pihak telah berjalan di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Papua Barat, Papua, Jambi, Aceh dan Riau.

Hadir dalam penandatanganan MoU antara lain Sekjen  DPP APKASINDO, Rino Afrino, ST., MM., C.APO, serta mewakili DPW APKASINDO Riau, Sekretaris Wilayah,  Djono A Burhan, S.Kom., MMgt (Int.Bus), CC,CL dan Ketua Tim Percepatan PSR DPW APKASINDO Riau, Eko Jaya Siallagan, SP.,M.Si.,C.APO. Dari Pihak Asian Agri dihadiri oleh Regional Head Asian Agri wilayah Riau, Omri Samosir dan jajaran pengurus lainnya.

Dalam nota kesepahaman ini, ada empat poin utama dalam kerjasama kedua belah pihak. Diantaranya peningkatan kerjasama penyediaan bibit unggul kelapa sawit untuk perkebunan sawit rakyat, peningkatan kerjasama dalam pemasaran dan pendampingan yang berkaitan dengan benih unggul kelapa sawit untuk perkebunan sawit rakyat. Selanjutnya, pelaksanaan kerjasama pembangunan penangkar bibit di wilayah potensial. Berikutnya  yaitu peningkatan kerjasama dalam mendukung dan mensukseskan kelangsungan program peremajaan sawit rakyat berbasis kemitraan perusahaan dengan petani melalui KUD dan Poktan.

“Sebenarnya, sebelum adanya penandatangan MoU ini baik Asian Agri dengan APKASINDO telah terjalin hubungan baik lama.  Baru-baru ini terjalin kerjasama Pembangunan Pusat Pembibitan Sawit yang ditujukan mendukung program Santripreneur Berbasis Sawit pada Oktober 2020,” ujar Gulat.

Dikatakan Gulat bahwa Riau salah satu pilot project program Santripeneur Sawit. Itu sebabnya, DPP APKASINDO bekerjasama dengan beberapa produsen benih sawit salah satunya Asian Agri.

“Memang sejak dulu, sudah terjalin chemistry bagus antara APKASINDO dan Asian Agri. Jadi MoU ini bukan seperti biasanya karena kami sudah bekerjasama semenjak dahulu,” ujar auditor ISPO ini.

Rino Afrino menguraikan kemitraan antara petani dengan korporasi sangatlah penting karena kemitraan ini sesuai dengan aturan pemerintah dan daerah.  Di peraturan gubernur Riau mengenai Tataniaga TBS diarahkan bagi petani untuk menjalin kemitraan.  Makanya, kami mengajak semua petani sawit di seluruh Indonesia supaya melakukan kemitraan dengan korporasi dan pendamping kemitraan ini.

“Kemitraan bukan sebatas kemitraan pasokan TBS tapi juga PSR. Petani swadaya sangat berpotensi menjalin kemitraan dengan Korporasi seperti Asian Agri. Dalam UU Cipta Kerja juga disebutkan 20% kebun korporasi itu harus bermitra dengan kebun masyarakat. Disinilah APKASINDO memainkan peranannya,” ujar Rino yang juga putra asli Kampung Tapung, Riau ini.

Ia mengatakan banyak manfaat dari kemitraan terutama bagi manajemen karena memberikan kepastian harga TBS. Dalam hal ini APKASINDO menawarkan Model Kemitraan Setara antara Petani dengan Korporasi, kata kunci setara disini adalah sama-sama untung dan sama-sama maju dengan sistem terbuka dan APKASINDO hadir ditengahnya.

“Kepada Asian Agri kami sudah memetakan sebaran petani binaan APKASINDO untuk segera menjalin PSR bersama Asian Agri,” harapnya.(rls)

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar