Nusantara

Birgaldo Sinaga Meninggal Melawan Covid 19

Birgaldo Sinaga (Instagram @birgaldo_sinaga)

JAKARTA -  Pegiat media sosial (medsos) Birgaldo Sinaga meninggal dunia karena positif Corona (COVID-19). Sebelum meninggal dunia, Birgaldo Sinaga sempat membagikan cerita perjuangannya melawan COVID-19.

Hal itu disampaikan melalui akun Twitter dan Instagram pribadi Birgaldo sejak Rabu (12/5). Birgaldo mengatakan gejala yang dia alami saat dirawat karena COVID adalah demam tinggi selama 10 hari, lalu mual dan nyeri.

"Lama sy berpikir utk menulis ini. Hrskah sy beritahu keadaaan sy? Sdh 10 hari demam tinggi, mual, nyeri linu2, pusing & batuk parah dan akhirnya harus sy katakan sy positif kena Cov19," tulis Brigaldo melalui akun Twitternya seperti dilihat, Sabtu (15/5/2021).

Dia meminta doa dari teman-teman agar dia mampu berjuang melawan virus COVID-19. Lalu, di akun Instagramnya Birgaldo Sinaga juga mengatakan kondisinya menurun serta dia mengaku merasa napasnya sesak dan batuk bercampur darah.

"Man teman seperjuangan.. Kondisi saya sedikit ngedrop. Nafas sesak. Batuk bercampur darah. Doakan yg terbaik ya.. Terimakasih. God bless you, Birgaldo Sinaga," tulisnya lagi.

Birgaldo juga sempat meminta maaf kepada istri dan anaknya. Dia meminta maaf karena sering meninggalkan mereka Tulisan ini adalah tulisan terakhir Birgaldo di Twitter dan Instagramnya.

"I love you so much mami dan anakku Kathrine. Maafkan kalo papi selalu buat salah ya. Meniggalkan kalian selalu," katanya. Birgaldo menambahkan emotikon berupa hati dalam caption tersebut.

Birgaldo meninggal dunia pada hari ini. Selama hidupnya, Birgaldo dikenal sosok yang dekat dengan kegiatan kemanusiaan. Dia pernah mendampingi kasus bayi Tiara Debora Simanjorang (4 bulan) meninggal dunia karena diduga terlambat mendapatkan penanganan di RS Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat.

Keluarga pun menuntut adanya permintaan maaf dan deklarasi agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.

"Kami tidak akan menuntut angka, tapi kami menuntut permintaan maaf dan deklarasi bahwa rumah sakit ini dan rumah sakit seluruh Indonesia tidak mengulangi kesalahan sehingga kematian Debora menjadi martir bagi kehidupan bayi-bayi lainnya," ucap salah seorang anggota tim advokasi dari pihak keluarga, Birgaldo Sinaga, dalam konferensi pers di kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Menteng, Jakarta Pusat, Senin (11/9/2017).(dtc)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar