Meski Belum Ada Kontrak Ekspor, Madu Siak Tembus Pasar Hongkong

Meski Belum Ada Kontrak Ekspor, Madu Siak Tembus Pasar Hongkong
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Siak, Susilawati sempat meninjau dan ikut memanen madu produksi lokal Siak itu, Sabtu (17/10/2020).

SIAK - Pemasaran hasil madu oleh Kelompok Ternak Madu Akmal di Kampung Tumang, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak bakal menembus pasar Hongkong.

Meski belum ada kontrak ekspor terhadap pihak konsumen secara besar-besaran, namun madu yang dihasilkan telah dikirim melalui sejumlah relasi mereka yang berada di sana.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Siak, Susilawati sempat meninjau dan ikut memanen madu produksi lokal Siak itu, Sabtu (17/10/2020).

Susi mengatakan, potensi komoditas dari satwa seperti lebah ini sangat menjanjikan, dan modal yang dikeluarkan relatif lebih kecil jika dihitung perorangan.

Permintaan pasar yang tinggi akan madu murni menjadi pangsa pasar yang menarik untuk dimasuki.

"Nah hasil dari lebah ini juga bukan hanya madunya saja kan, juga ada royal jelynya, dan bahkan ada sarangnya juga yang bisa di jual," kata Susi.

Ditambah dengan pengolahan dan pengemasan yang baik dan higienis, akan menambah nilai lebih pada produk yang dihasilkan.

Meski terbilang baru dalam Tupoksinya di Dinas Perikanan dan Peternakan, produksi madu dan budidaya lebah memiliki daya tarik tersendiri, sehingga perlu adanya dorongan dari pemerintah untuk memajukan budidaya lebah madu. Agar dapat memberi hasil yang maksimal.

"Dulu walet dan lebah madu ini merupakan Tupoksinya Kementrian Kehutanan, hingga beberapa waktu lalu ada perubahan undang undang Otonomi daerah yang baru, madu dan walet itu menjadi Tupoksi kita," jelasnya.

Dikatakan Susi, perlu adanya kerja sama lintas sektoral sehingga produksi madu di Kabupaten Siak dapat meningkat dan bernilai jual yang tinggi.

"Makanya saya terus pererat silaturahmi dengan Dinas Kehutan, sebagai perpanjangan tangan Kementerian Kehutanan untuk belajar bagaimana mendapatkan datanya, dan dari meraka juga ada data yang diberikan. Jadi mempermudah untuk produksi," kata Kadis Perikanan dan Peternakan Siak itu.

Selain meningkatkan produksi, pemasaran juga dinilai sangat penting. Terutama peran dinas untuk mengeluarkan surat kesehatan produk, sehingga saat produk lebah itu dibawa keluar daerah sudah memenuhi standar higienis dalam proses pengemasannya.

"Nah, nantinya kita dari dinas membantu dalam pengeluaran surat kesehatan, yang kita kawal bukan kesehatan lebahnya, tapi higienis tidaknya pada saat proses panen dan pengemasan atau pengolahan," sambungnya lagi.

Susi juga mengapresiasi berdirinya Kelompok Madu Akmal, sebagai solusi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di tengah masa pandemi Covid-19 yang cukup mempengaruhi perekonomian disegala sektor.

"Ini hal positif yang patut di dukung, solusi bertahan di masa sulit seperti ini" kata Susi.

Sementara itu, Ketua Kelompok Ternak Madu Akmal, Samsul Aripin (36) mengaku sudah mengirim sampel sebanyak 1 kilogram madu untuk diuji kelayakan oleh konsumennya yang ada di Hongkong. Ternyata madu produksi Siak itu mendapat respon yang cukup bagus.

"Untuk kualitas kita bagus kata mereka, hanya saja produk madu kita kadar air masih sedikit tinggi dibanding produk dari Australia," kata Ari.

Ari menjelaskan, untuk mengurangi kadar air pada madu, perlu ada pengolahan lanjutan setelah dipanen dengan menggunakan mesin seperti Dehumidifier atau sejenisnya, agar madu tidak lembab dan berkualitas bagus.

"Pengemasan produk, mereka juga akui kalau kita cukup bersih dan rapi. Setelah semua proses dinyatakan layak, konsumen dari Hongkong itu akan tinjau langsung ke peternakan kami," ujarnya.

Kesuksesan Kelompok Ternak Madu Akmal itu diapresiasi oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Siak. Padahal kelompok tersebut baru didirikan 1 bulan yang lalu.

Kini peternak tersebut sudah memiliki 190 kotak lebah madu atau yang biasa disebut stup. Saat panen perdana, madu yang dihasilkan sudah mencapai sebanyak 475 kg, untuk panen kedua meningkat menjadi 770 kg.

Artinya ada peningkatan jumlah produksi madu yang signifikan, dengan masa panen hanya 10 hari.

Dengan begitu, Ari berharap pemerintah mendukung target pemasaran madu kelompoknya tembus ke pasar Hongkong. Salah satunya pemerintah dapat mengeluarkan surat kesehatan produk, dan ini akan membantu memuluskan madunya bahkan ke pasar luar negeri selain Hongkong.

Ari berharap, dimasa mendatang kelompok tani lebahnya bisa berkembaang pesat dan daerahnya bisa menjadi sentra madu dengan kualitas unggulan.

"Mudah-mudahan semakin maju, siapa tahu bisa jadi sentra madu untuk di Siak," katanya.(infotorial pemkab siak)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index