Industri

Mamuju Ekspor 8.000 Ton Cangkang Sawit ke Thailand

Cangkang sawit

JAKARTA - Ekspor cangkang sawit (palm kernel shell) di Kabupaten Mamuju kembali dilakukan. Sebanyak 8.000 ton produk sisa hasil pengolahan kelapa sawit tersebut akan dikirim ke Thailand melalui Pelabuhan Belang-belang oleh PT SAM selaku eksportir.

Sebagai media pembawa yang rawan dihinggapi organisme pengganggu tumbuhan (OPT), cangkang sawit tersebut wajib dikenakan tindakan karantina oleh pejabat karantina pertanian setempat. Tindakan karantina dimulai dari pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik, perlakuan fumigasi, hingga akhirnya diterbitkan Sertifikat Kesehatan Tumbuhan (Phytosanitary Certificate).

Fumigasi itu sendiri bertujuan untuk menyucihamakan atau membebaskan media pembawa dari OPT yang dipersyaratkan agar tidak ikut terbawa ke negara tujuan dan dapat menurunkan kualitas produk. Fumigasi dilakukan oleh pihak ketiga di bawah pengawasan Pejabat Karantina Pertanian Mamuju.

Junarli Sali, pejabat karantina pertanian yang turut melakukan pengawasan fumigasi menerangkan bahwa bahan yang fumigan digunakan yaitu fosfin dalam bentuk saset, dengan dosis dua gram per m3.

“Kegiatan fumigasi dilakukan pukul dua dini hari, terapi karena kondisi tiba-tiba kurang bershabat jadi fumigasi ditunda hingga matahari terbit,” kata dia dalam keterangan resminya, Jumat.

“Sesuai standar, fumigasi harus terlindung dari angin kencang dan hujan serta harus dibuat kedap untuk mempertahankan konsentrasi fumigan selama masa perlakuan," katanya. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar