Regulasi

Pemprov Kalbar Ingatkan Perusahaan Sawit Pilih Benih Bersertifikasi

Bibit sawit ilustrasi

PONTIANAK-Demi mendapatkan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang berkualitas dan produksi minyak sawit yang melimpah, perusahaan perkebunan diingatkan untuk memilih benih-benih yang telah disertifikasi. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Barat Florentinus Anum sela-sela Borneo Forum ke-3 di Pontianak, Kalbar, pada Jumat, 22 Maret 2019.

"Gunakan sumber benih yang sudah disertifikasi oleh pemerintah. Jadi jangan lagi menggunakan yang tidak jelas," kata Florentinus.

Dikatakannya, benih adalah dasar dalam keberhasilan usaha perkebunan dengan meningkatkan mutu buah yang dihasilkan. Dengan demikian, benih memberikan jaminan terhadap kualitas benih. Sertifikasi juga mencegah terjadinya peredaran benih ilegal.

"Faktor kunci keberhasilan dan baiknya produksi tentu dari benih. Jika benih itu tidak berkualitas maka hasil panen juga minim," jelas lagi. 

Kalbar sendiri dikatakan Florentinus seperti yang dilaporkan Bisnis,  tengah meningkatkan produktivitas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) melalui perkebunan-perkebunan sawit yang ada.  

Upaya tersebut terus dilakukan meskipun di sisi lain muncul ancaman Uni Eropa menghentikan impor CPO termasuk dari Indonesia.

"Perlunya peningkatan produktivitas lantaran saat ini masih rendah yakni berkisar 2 juta ton per hektare per tahun. Sementara target nasional produktivitas ini mencapai 4 juta ton per hektare per tahun," ujar lagi.

Terkait dengan Borneo Forum yang digelar di Pontianak, perusahaan perkebunan bisa merealisasikan apa menjadi kebijakan daerah, yakni meningkatkan produktivitas komoditas sawit.

"Kita berharap pada Borneo Forum menghasilkan rumusan untuk membenahi pengembangan perkebunan kelapa sawit," tutur Florentinus.

Sementara itu, Ketua Panitia 3rd Borneo Forum, Agus Sumastro mengatakan industri sawit sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Saat ini industri sawit menjadi penyumbang devisa nonmigas terbesar dengan nilai ekspor pada 2018 sebesar US$20,54 miliar.

"Minyak sawit memiliki produktivitas paling tinggi dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Jadi, sangat efektif untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati di dunia," kata dia menjelaskan.

Borneo Forum 2019 berlangsung pada 20 - 22 Maret 2019. Kegiatan itu dihadiri pembicara baik tingkat lokal maupun nasional yang membahas isu-isu strategis tentang perkebunan kelapa sawit.(rdh)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar