Regulasi

Protes Bea Masuk, India Hanya Turunkan 'Seuprit'

Petani sedang memunguti TBS kelapa sawit

JAKARTA- Kebijakan Pemerintah India memberlakukan bea impor terhadap minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di tengah gelombang kekuatan populis di bawah Perdana Menteri (PM) Narendra Modi yang menggaungkan program 'Make in India'. Mirip seperti program Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Modi ingin membuat India berjaya kembali dengan berdiri di atas kekuatan sendiri.

Terdengar mulia, meski bertentangan dengan prinsip perdagangan bebas. Namun, demikianlah adanya. Kebijakan tersebut lolos di Negeri Bollywood, dan berlaku sampai dengan sekarang. 

Menyikapi persoalan ini, Indonesia telah mengirimkan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita ke India. Dan lobi-lobi ini membuahkan hasil. India menurunkan bea masuk CPO, namun hanya 'seuprit'. Itupun menafikan 
prinsip kesetaraan (level playing field) karena bea masuk untuk produk sawit Indonesia ditetapkan lebih tinggi ketimbang bea masuk produk Malaysia.

India memangkas besaran bea masuk CPO menjadi 40% dari sebelumnya 44%, sedangkan pajak untuk minyak sawit olahan dipangkas dari sebelumnya 54% menjadi 45% (jika diimpor dari Malaysia) dan 50% (jika diimpor dari Indonesia).(rdh/cnbc)
 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar