Regulasi

November 2018, Ekspor CPO dan Turunannya Turun Hingga 3,22 Juta Ton

JAKARTA-Eksport minyak sawit mentah atau crude palm oil dan dan turunannya, termasuk oleochemical dan biodiesel turun 4 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) menjadi 3,22 juta ton di November. Ini adalah data terbaru yang dikeluarkan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki).

Adapun volume ekspor CPO, minyak inti sawit (PKO) dan turunannya saja (tidak termasuk oleochemical dan biodiesel) mencapai 2,99 juta ton atau turun 5 persen mtm. Total ekspor 2,99 juta ton ini terdiri dari 29 persen CPO sebanyak 866,19 ribu ton, dan 71 perseb produk turunannya sebesar 2,13 juta ton.

Di November, dikutip dari cnbcindonesia, Indonesia mencatatkan kenaikan ekspor tertinggi produk minyak sawit ke Pakistan sepanjang sejarah, mencapai 326,41 ribu ton atau naik 32 persen mtm. Harga CPO yang sedang murah dan pengisian stok menjadi faktornya. Ke depan, ekspor ini bisa terus ditingkatkan dengan dikajinya perluasan Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement (PTA) menjadi Free Trade Agreement (FTA).

Menyusul di belakang Pakistan adalah negara-negara Timur Tengah yang membukukan kenaikan impor produk sawit RI hingga 31 persen mtm menjadi 157,81 ribu ton. Adapun pasar utama ekspor CPO RI, India berada di posisi ketiga dengan kenaikan tipis 3 persen mtm menjadi 711,31 ribu ton.

Sebaliknya, beberapa negara tujuan utama ekspor minyak sawit Indonesia mengalami penurunan secara bulanan seperti China -20 persen menjadi 431,5 ribu ton, Uni Eropa -21 persen menjadi 320,77 ribu ton (terendah sepanjang 2018), Amerika Serikat -10 persen menjadi 119,74 ribu ton dan Bangladesh -58 persen menjadi 64,02 ribu ton. Ekspor ke Afrika sendiri turun tipis 2 persen menjadi 235,64 ribu ton. Penurunan impor disebabkan masih tingginya stok minyak nabati di pasar domestik mereka.

Di sisi produksi, sepanjang November 2018 produksi diprediksi mencapai 4,16 juta ton atau turun sekitar 8 persen mtm. Siklus produksi ini merupakan siklus normal yang sudah mulai melewati musim panen raya. 

Dengan produksi dan ekspor serta mulai tingginya penyerapan domestik antara lain melalui program B20, stok akhir minyak sawit Indonesia di November terkikis menjadi sekitar 3,89 juta ton.

Adapun harga CPO global di bulan November bergerak di kisaran US$ 473,6 per metrik ton, terendah sejak Juli 2006. Hal ini disebabkan stok minyak nabati global yang masih melimpah serta melemahnya permintaan pasar global. 

Pemerintah pun akhirnya memutuskan penghapusan pungutan ekspor CPO hingga harga kembali bergerak naik ke US$ 570 per metrik ton.(*/rd) 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar