Regulasi

Sentimen Positif Kenaikan CPO tak Akan Bertahan Lama, Berikut Ulasannya

petugas membersihkan sisa-sisa CPO

JAKARTA- Sentimen positif kenaikan harga minyak mentah sawit atau Crude Palm Oil (CPO) karena pemerintah India mengumumkan pemotongan bea impor CPO dari negara-negara di Asia Tenggara diprediksi tidak akan lama.  

Dilansir dari Reuters, penyebab dari kondisi ini karena cadangan CPO di Asia Tenggara masih tinggi. Sebut saja Malaysia yang mencatatkan peningkatan cadangan cadangan minyak kelapa sawit dari bulan Mei 2018 hingga mencapai puncaknya pada November 2018 sebesar 3,01 juta ton.
 
Sama halnya dengan Indonesia yang mencatatkan cadangan akhir minyak kelapa sawit naik sebesar 30,47 secara tahunan (y-o-y) ke 4,41 juta ton.
 
Melambungnya cadangan minyak kelapa sawit kedua negara penghasil terbesar merupakan andil dari meningkatnya produksi. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melaporkan tingkat produksi minyak kelapa sawit RI meningkat 2,04% secara bulanan pada bulan Oktober 2018 ke angka 4,51 juta ton. Capaian itu merupakan yang tertinggi di tahun ini.
 
Sedangkan, produksi CPO di Malaysia juga bertambah 4 bulan berturut-turut hingga bulan Oktober 2018, menjadi 1,96 juta ton.
 
Mengutip Reuters, produksi kedelai di India bahkan diramal meningkat 20% secara tahunan (year-on-year/YoY) ke angka 10 juta ton pada periode Oktober 2018-Oktober 2019. Selain itu, jumlah lahan di India yang ditanami kedelai juga diekspektasikan meningkat menjadi 11,1 juta hektar di periode yang sama, dari sebelumnya 10,2 juta hektar.
 
Minyak kedelai yang merupakan salah satu produk substitusi minyak kelapa sawit memang menjadi ancaman untuk CPO. Meninkatnya cadangan minyak kedelai dapat membuat harga CPO tertekan.(*/rd)

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar