Cegah Hewan Ternak Memakan Pucuk Sawit Muda

Rahmadi, Penemu Formula Sederhana Merawat Kebun

sapi yang berada di kebun sawit kerap mengancam keberadaan pohon sawit

SIMALUNGUN–Gerah dengan kondisi kebun kelapa sawitnya yang selalu mengalami kerusakan, terutama sawit-sawit yang masih muda. Sebagian daun dan pucuknya rusak, habis dimakan hewan ternak seperti sapi dan kambing. Berangkat dari kondisi inilah, Rahmadi seorang petani sawit di Simalungun, Sumatera Utara menemukan formula yang membuat hewan ternak tidak lagi tertarik memakan daun-daun sawitnya.

Saat ditemui Minggu, 9 Desember, anggota DPD Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) Kabupaten Simalungun ini mengatakan alat temuannya itu sebenarnya sederhana. Namun, kata dia, untuk sementara saat ini sudah teruji mampu melindungi tanaman sawit dari serangan hewan ternak seperti sapi dan kambing.

Yang istimewa dari alat ini, kata Rahmadi, temuannya itu tidak mematikan bagi tanaman sawit maupun hewan ternak seperti lembu dan kambing. “Jadi, sama-sama menghidupkan. Kan beda kalau pakai pestisida, di mana tanaman hidup tetapi hewan di seklilingnya mati,” ujar Rahmadi.

Kata dia, alat beserta ramuan hasil racikannya tersebut tetap bisa menjaga kelestarian ekosistem. Warga Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamatan Tanah Jawa, ini melakukan inovasi sebagai upaya untuk menghindarkan daun sawit agar tidak dimakan ternak.

Saat ditanya mengenai alat dan ramuan hasil temuannya, Rahmadi mengatakan ramuan hasil racikannya justru dengan memanfaatkan kotoran ternak itu sendiri.

Ia mengaku, inovasi yang dilakukannya tersebut berawal dari banyaknnya tanaman muda sawit milik para petani sawit yang dimakan oleh hewan ternak.

Kata Rahmadi, setelah mengikuti program Pelatihan Perbaikan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang diselenggarakan oleh SAMADE dan Pak Irfan Affandi dari ILO (International Labour Organization) Perwakilan Sumatera Utara, maka ia tergerak untuk melakukan serangkaian percobaan sederhana.

Rahmadi melakukan percobaan secara manual yaitu melakukan penyiraman kotoran sapi ke seluruh daun sawit. Awalnya apa yang ia kerjakan itu mulai menampakan hasil. Namun ia menyadari cara kerja yang ia lakukan kurang efektif dan efesien.

Lalu Rahmadi mencoba cara efektif yaitu menggunakan bambu dan sendal bekas untuk melakukan penyemprotan ke daun sawit. Dan, melalui alat itulah kotoran ternak bisa disemprotkan dengan efektif, menghemat waktu dan tepat sasaran.

Saat ini Rahmadi mengaku sedang mengembangkan temuannya tersebut dengan menggunakan pipa paralon. Hasilnya, ternak sapi yang ada tidak mau memakan daun sawit selama masih ada kotorannya sendiri.

Kata Rahmadi, daun sawit memiliki peranan penting dalam proses produktifitas. Sebab, daun merupakan proses terjadinya fotosintetis. Dengan demikian, jika daun utuh dan tidak dimakan hewan ternak maka tanaman sawit akan menjadi sehat dan memiliki produksi yang tinggi.

Rahmadi mengucapkan terimakasih kepada Pengurus Asosiasi SAMADE Simalungun yang telah mengikutsertakannya dalam pelatihan Perbaikan K3. Ia mengaku mendapatkan banyak ilmu yang dalam pelatihan yang digelar SAMADE dan ILO tersebut.

“Saya meperoleh ilmu untuk melakukan perbaikan dalam peningkatan produksi kelapa sawit. Generasi Muda jangan takut belajar dan berbagi ilmu. Kalau ingin belajar banyak tentang sawit? Mari bergabung bersama Asosiasi SAMADE,” tegas Rahmadi.(hen)

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar