Ekonomi

Meski Harga Turun, India Takkan Tambah Impor Sawit

MUMBAI - Impor Minyak Kelapa Sawit (Crude Palm Oil; CPO) India pada November hingga Januari 2019 sepertinya tidak akan naik meskipun harga komoditas itu jatuh pada titik terendah dalam tiga tahun ini.

Pasalnya persediaan lokal dari minyak lainnya cukup dan juga karena adanya kerawanan likuiditas bagi pembeli.

Asia Selatan adalah pengimpor terbesar minyak sawit di dunia dan juga menjadi faktor kunci dalam pergerakan harga internasional. Harga CPO pada 2018 ini sudah jatuh hingga seperlima.

"Impor takkan meningkat. Ada kerawanan lukuiditas dan ketersediaan minyak lokal yang meningkat," kata Govindbhai Patel, managing director of trading firm G.G. Patel & Nikhil Research Company.

Impor India pada Kuartal I 2018/2019 yang dimulai 1 November ini akan berkisar antara 750-800 ribu ton. Itu angka yang diharapkan dibanding 758 ribu ton pada waktu yang sama 2017/2018.

Persediaan minyak nabati tanaman musim panas seperti kedelai dan kacang tanah sudah mulai ada di pasar dan tekanan harganya sudah tinggi bulan ini. Produksi kedelai diperkirakan melonjak 20 persen pada 2018 dibanding tahun lalu.

Sementara harga CPO Internasional sekitar 2.024 Ringgit ($482.10) pada Selasa lalu dan sempat 2.0008 Ringgit pada Senin. Bahkan untuk yang pembelian November sudah di bawah 2.000 Ringgit yang merupakan terendah sejak 2015.

Analis industri mengatakan harga minyak sawit akan naik tahun depan karena produksi yang berkurang dan Cina yang akan memindahkan permintaan minyak nabatinya ke minyak sawit karena perang dagang dengan Amerika Serikat. Namun perkiraan itu gagal meningkatkan permintaan India karena bank telah memotong pinjaman kepada pengusaha dan pedagang. Demikian menurut Sandeep Bajoria, chief executive of the Sunvin Group, importir minyak nabati berbasis di Mumbai seperti dikutip Reuters.

Setumpuk hutang di Sistem Bank India telah membawa kekhawatiran kredit macet berkepanjangan yang menimbulkan dampak pada usaha kecil dan menengah.

Impor juga terdampak setelah India menaikkan pajak untuk kargo minyak sawit olahan menjadi 54 persen dari hanya 15 persen pada pertengahan 2017."Menyediakan uang untuk bea impor seperti sebuah mimpi buruk. Jika bea impornya seperti tahun lalu, orang akan meningkatkan impor," kata importir di Mumbai yang sudah memangkas impor hingga sepertiga karena kerawanan kredit.

India membeli Minyak Sawit dari Indonesia dan Malaysia dengan juga mengimpor minyak kedelai dari Argentina dan Brazil. Selain juga membeli minyak bunga matahari dari Ukraina.

Harga Minyak Sawit di India sendiri memang hanya jatuh 2,5 persen 2018 ini karena mata uang Rupee yang juga melemah 12 persen sehingga membuatnya tetap mahal."Koreksi terhadap harga lokal minyak sawit juga terbatas karena jatuhnya Rupee," kata B.V. Mehta, Direktur Eksekutif Asosiasi Pabrik Pelarut di India atau Solvent Extractors' Association of India (SEA).

Pada bulan musim dingin, konsumsi minyak sawit rumah tangga turin juga karena minyak tropis memadat akibat temperatur rendah. bay


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar