Ekonomi

Meski NTP Riau Naik, Petani Perkebunan Masih Paling Defisit Kehidupannya

PEKANBARU - Badan Pusat Statistik menyampaikan bahwa pada bulan September 2018, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 96,13 atau naik sebesar 1,63 persen dibanding Agustus 2018 sebesar 94,58. 

Kenaikan NTP ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani sebesar 1,08 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,54 persen dibandingkan bulan sebelumnya. 


Kenaikan NTP di Provinsi Riau pada bulan September 2018 terjadi pada 4 dari 5 subsektor penyusun NTP. 

Yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan NTP sebesar 2,89 persen, subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan NTP sebesar 0,84 persen, subsektor perikanan mengalami kenaikan NTP sebesar 0,40 persen dan subsektor hortikultura mengalami kenaikan NTP sebesar 0,25 persen.

Sementara itu, subsektor peternakan adalah satu-satunya subsektor yang mengalami penurunan NTP yaitu sebesar 1,09 persen NTP adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. 

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan daya beli petani di daerah perdesaan, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. 

Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. NTP dilihat jika kurang dari 100 defisit dan jika lebih berarti surplus.

Kepala BPS Provinsi Riau, Aden Gultom menyatakan meski NTP September 2018 mengalami kenaikan sebesar 96,13, namun dapat diartikan bahwa petani secara umum masih mengalami defisit. 

Defisit ini terutama terjadi pada petani subsektor tanaman perkebunan rakyat 92,49, hortikultura 97,90 dan subsektor peternakan 98,99. Yang mengalami surplus hanya perikanan 115,37 dan tanaman pangan 101,33.


"Tahun 2017 Riau di atas 100, Sejak Februari 2018 turun terus sampai Agustus, September sedikit meningkat. Menurun terus karena paling ditentukan oleh petani perkebunan. Harga kepala sawit terus menerus turun dan juga karet. September naik mungkin karena volume meningkat dan harga membaik," ujarnya Senin (01/10/2018). Bay


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar