Resolusi Eropa dan Kesesatan Pikir Soal Sawit

Resolusi Eropa dan Kesesatan Pikir Soal Sawit

Di sisi lain, Malaysia melihat kekhawatiran Parlemen Eropa tentang transparansi dan kejelasan standar sertifikasi yang berbeda vis-a-vis konsumen. Oleh karena itu, Malaysia mengusulkan untuk mencari cara membuat standar sebanding.

Biofuels: Perdebatan tentang implikasi dari apa yang disebut "Laporan Globiom" yang menerapkan konsep perubahan penggunaan lahan tidak langsung (ILUC) ke perhitungan emisi gas rumah kaca (GRK) secara keseluruhan dari biofuel telah berlangsung bertahun-tahun tanpa terselesaikan. Dalam pandangan Malaysia, untuk menghilangkan biofuel atas dasar itu sebenarnya merupakan pelanggaran prinsip kehati-hatian.

Menimbang bahwa mesin pembakaran internal yang menggunakan bahan bakar fosil akan tetap menjadi pilar utama transportasi setidaknya selama 15 hingga 20 tahun, maka implikasi lingkungan dari bahan bakar fosil versus biofuel harus dieksplorasi lebih lanjut.


  1. diingat, keseluruhan jejak GHG bahan bakar fosil harus mempertimbangkan semua kegiatan seperti eksplorasi minyak bumi dan fracking tradisional serta produksi minyak dan gas serpih (yang pertama terutama digunakan untuk minyak tanah dan solar).

    Evaluasi penuh terhadap faktor-faktor ini (secara kebetulan, kelapa sawit tidak dapat disangkal memiliki potensi penyerap karbon non-trivial) dapat mengarah pada kesimpulan, bahwa meninggalkan biofuel diduga bakal lebih buruk daripada penyakit.

    Juga teknologi alternatif seperti motor listrik yang memiliki masalah sendiri. Daya listrik - tidak seperti minyak sawit - tidak tumbuh di pohon. Sebaliknya, seringkali dihasilkan oleh - pembakaran bahan bakar fosil yang tidak masuk akal seperti batubara.

    Untuk ringkasnya, Malaysia mendukung tujuan lingkungan yang tertuang dalam beberapa perjanjian internasional yang diselenggarakan oleh pihak Malaysia, seperti Perjanjian Paris.

    Namun Malaysia juga prihatin, bahwa Parlemen Eropa dan Komisi Eropa telah disesatkan oleh asumsi palsu untuk menuju tujuan-tujuan yang mengarah ke tempat lain. Membuat konsumen dan negara produsen serta lingkungan global semakin buruk.

    Untuk menghindari itu, Malaysia ingin membawa pengalaman dan keahliannya yang luas dalam semua hal tentang minyak sawit ke meja perundingan. Sebab hanya dengan kerja sama yang bisa memberi solusi yang mungkin lebih baik bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat, termasuk ekosistem bumi.
    Frank Vogelgesang, Uttaya Kumar, Kalyana Sundram


 

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index