Politik

Permintaan India Naik, Harga CPO Sawit Terkatrol

Naiknya permintaan Crude Palm Oil (CPO) dari India, dan melejitnya harga minyak nabati yang berasal dari kedelai telah menyebabkan minyak sawit ikut terkatrol. Harganya naik secara signifikan. Menurut Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan Mutu Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Provinsi Riau, Rina Rosalina, bangkitnya harga TBS sawit di Provinsi Riau itu cukup tinggi, mencapai Rp 64,82/kg. "Ini membuat harga jual CPO dan kernel dari seluruh perusahaan sumber data juga ikut membaik. Harga TBS untuk semua kelompok selama sepekan ke depan juga mengalami kenaikan harga," katanya, Selasa (8/8/2017). Menurutnya, untuk CPO di PTPN V saja terpantau mengalami kenaikan harga jual sebesar Rp 104,35/kg. Untuk CPO di PT Sinarmas naik Rp 104,35/kg dan CPO untuk PT Astra Agro lestari Group naik Rp 40,91/kg. Sementara itu untuk harga CPO di Asian Agri mengalami kenaikan sebesar Rp 58,49/kg, PT Musimas Rp 595,00/kg jika dibandingkan dengan harga pekan lalu. Sedang untuk harga kernel sawit juga terpantau mengalami kenaikan harga, yakni sebesar Rp 313,64/kg, di Astra Agro Lestari Group. Sedangan harga kernel di Asian Agri mengalami kenaikan sebesar Rp 437,29/kg. "Kenaikan pembelian CPO itu tercatat dilakukan oleh Negara India. Hal ini karena ada spekulasi kenaikan pajak dan akan datangnya musim festival di sana, sehingga mendorong permintaan jumlah CPO," tambahnya Rina. Dia menjelaskan, di antara penyebab lain terdongkraknya harga TBS ini, karena naiknya harga minyak nabati bersumber dari tanaman kedelai dunia. Fakta ini yang ikut mendongkrak harga CPO dalam negeri. Sebab sebagai bahan biofuel, CPO masih jauh lebih murah jika dibandingkan dengan minyak kedelai. jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar