Politik

Pemprov Riau Menyeru : Lawan Kampanye Hitam Sawit

Harga minyak sawit dan turunannya melemah. Akibat itu, maka kesejahteraan rakyat mengalami penurunan. Salah satu penyebab penurunan itu diindikasikan akibat kampanye hitam yang terus dilakukan beberapa pihak. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Riau menyeru, untuk bersama-sama melakukan perlawanan pada pihak yang melakukan kampanye negatif terhadap sawit. Harga minyak sawit dunia memang terus mengalami penurunan. Kendati belum mengancam ekonomi rakyat, tetapi ternyata sudah berdampak terhadap performa ekonomi Provinsi Riau. Bumi Lancang Kuning benar-benar terpukul. Ini merupakan pukulan kedua sejak anjloknya harga Migas beberapa tahun lalu. Di tengah kondisi itu, kampanye negatif terhadap sektor kelapa sawit terus dilakukan beberapa pihak. Itu terjadi di luar negeri dan di dalam negeri, yang dilakukan beberapa LSM asing atau LSM yang didanai asing. Akibatnya semakin memperburuk keadaan. Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Riau Masperi menyatakan, bahwa ini merupakan persoalan besar. Sebab, katanya, warga Provinsi Riau sekarang ini, 46% bergerak di sektor sawit. Untuk itu jika dibiarkan, maka kesejahteraan mereka bakal terganggu, juga ekonomi Pemerintah Provinsi Riau. “Hari ini, 46 persen masyarakat Riau bergerak di sawit. Riau terkenal atasnya minyak (sawit), bawahnya minyak (Migas). Tetapi adanya kampanye negatif di dalam dan luar negeri, membuat harga jual CPO melemah di pasar global. Dan ini berdampak pada turunnya harga TBS sawit,” katanya. Ketergantungan Riau terhadap Migas dan sawit inilah yang kemudian membuat pendapatan daerah 'menggelepar'. Banyak kabupaten dan kota mengalami defisit anggaran sehingga melakukan rasionalisasi.  “Ini berdampak terhadap menurunnya kesejahteraan masyarakat,” katanya, Kamis (20/07/2017). Untuk itu Masperi meminta kepada Forum Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (FoKSBI) wilayah Riau dan asosiasi lainnya, untuk membantu melawan kampanye negatif terhadap sawit. Selain juga meningkatkan daya saing kelapa sawit, lewat penghiliran agar ada nilai tambah. Sektor kelapa sawit merupakan urat nadi perekonomian Provinsi Riau. Laju dan melemahnya sektor ini akan berdampak sangat signifikan terhadap perekonomian daerah. Untuk itu Pemprov Riau meminta seluruh pihak untuk bersama-sama melawan kampanye hitan sawit, agar harga CPO kembali naik, sehingga harga TBS pun juga ikut terdongkrak. “Dengan pulihnya harga migas dan sawit, maka diharapkan kesejahteraan masyarakat Riau dapat meningkat kembali,” tambahnya. bp/jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar