PEKANBARU - Kegiatan service excellent (pelayanan prima) saat ini suatu keniscayaan dilaksanakan oleh dunia Pendidikan, termasuk sekolah-sekolah baik dari tingkat Taman kanak-kanak sampai ke jenjang lanjutan. Di era RI (Revolusi Industri): 4.0 dimana Era Digitalisasi, semua dituntut transparan (terbuka), kebebasan akses dan informasi dan peningkatan kualitas pendidikan.
Nurul Huda seorang praktisi Public Relations sebagai Narasumber kepada wartawan, Sabtu (06/06/22) mengatakan, produktif Sekolah IT FIS (Islam Terpadu Future Islamic School) Pekanbaru dengan topik “Upgrade your public speaking skill for an excellent service”.
Kegiatan ini ditekankan produktif berupa kursus singkat tentang pengetahuan public speaking (bicara didepan umum) dan service excellent (pelayanan prima) untuk para (guru-guru staff pengajar) IT FIS dari tingkat TK , SD dan SMP, kegiatan bertempat Aula komplek IT FIS Jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru,
Ada sekitar 50 guru-guru dan staff pengajar IT FIS yang mengikuti kegiatan Sabtu Produktif ini yang juga langsung dihadiri oleh Direktur Pendidikan IT FIS. Bpk.M.Amin S.Pd, Pengurus Yayasan Nurul Farah Sigit Lestari, S.Pd, Kepala SMP IT FIS Rahmansyah, M.Pd, Kepala SD IT FIS, Khairul Akbar, S.Pd.I, Kepala dan Pengawas TK IT FIS , Wiwit Sulastri, S.Pd dan Hasna. dengan mendatangkan Praktisi dan pemerhati Public Realtions (Humas) dan Ir. Nurul Huda, MH.,M.I.Kom yang juga selaku Ketua Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Wilayah Riau dan Pengurus Pusat ISKI Jakarta yang sehari-hari bertugas di sebagai Public Relations perusahaan multinasional PT Arara Abadi/PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Group yang merupakan unit usaha dari Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas di Industri Pulp dan Kertas serta hutan tanman industri.
Menurut Nurul Huda dalam paparan nya menyampaikan, rasa takut atau gugup dalam public speaking itu adalah suatu kewajaran hal yang sangat manusiawi, karena kita tidak terbiasa melakukanya, dan juga disebabkan oleh karena faktor-faktor lain.
Diantaranya lanjut Nurul, Persepsi diri yang kurang percaya diri, atau akan jadi pusat perhatian atau karena pengalaman masa lalu yang menghantui, namun jika kita mau memperbaiki pola fikir dan persepsi diri kita serta selalu berlatih dan selalu mempraktekan (sering tampil), maka secara proses public speaking bagi kita akan menjadi hal yang biasa dan lancar atau sesuatu yang tidak perlu digugupkan lagi, kuncinya adalah praktek atau kebiasaan kita untuk sering melakukannya.
Selanjutnya Nurul Huda yang selain sebagai praktisi Public Relations (Humas) ini juga sebagai Dosen (staff pengajar) beberapa perguruan tinggi Negeri dan swasta di Pekanbaru, juga menyampaikan betapa pentingnya public speaking tersebut jika dihubungkan dengan sevice excellent untuk para penanggung jawab dan pelaksana Pendidikan, apakah sebagai pengajar (Guru-guru/ustadz-ustadzah) maupun juga sebagai fasilitator dan supporting (pendukung).
Pemerintah, Yayasan/Karyawan dari Lembaga pendidikan tersebut, karena hal yang tidak mungkin pada kondisi di era sekarang ini R.I (Revolusi Industri): 4.0, Era digitalisasi, yang mana komunikasi dan informasi saat ini yang melewati batas ruang dan waktu, transparansi (terbuka), banyaknya tuntutan dan bebas akses, dengan kata lain, penerapan service excellent (pelayanan prima) di sekolah-sekolah baik dari pendidikan dasar sampai ke pendidikan tinggi sudah suatu keniscayaan menerapkan pelayan prima saat ini, karena disamping transparansi (keterbukaan) informasi dan komunikasi yang baik juga akan meningkatkan kualitas sekolah dan pelaksanaa pendidikan di sekolah tersebut termasuk anak didik dan tamatannya yang nantinya mampu bersaing di era digital ini, ada mutu ada produk.
Jadi service excellent ini tidak hanya semata-mata di fahami dan dilaksanakan oleh orang-orang yang kesehariannya bergelut pada ilmu business (komersil/pedagang) atau yang menangani pelayanan public saja (pemerintah/rumah sakit,dll), tapi dunia pendidikan sudah harus menerapkan pelayanan yang terbaik kepada: anak didik, sesama pengajar, yasasan, walimurid, pihak pemerintah, lembaga masyarakat lainnya dan jurnalis, karena di era digital ini, semua akses dan informasi sangat mudah di lakukan dan sangat cepat tersebar atau diketahui oleh orang banyak, apakah udah seimbang antara hak, kewajiban dan tanggungjawab masing-masing pihak, termasuk orangtua.
Pengurus Yasasan Nurul Farah Sigit Lestari dalam sambutannya menyampaikan, Kegiatan Sabtu Produktif merupakan upgrade diri bagi para pendidik (guru-guru) IT FIS. Public speaking merupakan modal utama bagi guru-guru dimanapun kita berada dimanapun berada dan bekerja, sebagian orang masih banyak takut dengan public speaking atau berbicara didepan orang banyak, masih banyak orang-orang takut dan keringat dingin bicara didepan umum.
"Dari riset yang dibaca, tujuh puluh persen manusia itu masih ada rasa ketakutan berbicara didepan umum, maka hari ini kita sama-sama belajar dengan naras umber, mudah-mudahan dapat memberi manfaat, dan yang paling penting adalah dipraktekan nantinya”. Demikian Sigit Lestari menyampaikan.
Pada kesempatan terpisah, Kepala SD IT FIS, Khairul Akbar ketika ditanya tujuan kegiatan ini menyampaikan: “Kita ingin memberikan edukasi kepada guru-guru untuk meningkatkan public speaking guru-guru, karena kita berhadapan dengan para orang tua, tamu dan bagaimanan nantinya kita melayani dengan baik, jadi materi public speaking dan service excellent ini sangat berguna, kita berharap kegiatan ini punya kelas berikutnya seagai action plan, terutama untuk guru-guru. karena hari ini baru kisi-kisi yang kita laksanakan, harapan kita seperti itu.
"Kita (IT FIS) selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti ini untuk para guru-guru dan orang tua dengan mendatangkan narasumber dari Jakarta, namun untuk topik yang spesifik ini, baru kali ini kita lakukan. Harapan kami kedepannya, agar narasumber topik ini juga dapat menyampaikan kepada orangtua murid, bahwa tanggungjawab pendidikan itu adalah merupakan tanggung jawab kita bersama, antara sekolah dan orangtua murid.” Demikian Khairul menambahkan.*