Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Riau Membaik

PEKANBARU - Plt Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu, Heru Pudyo Nugroho menyampaikan bahwa dampak pandemi Covid 19 telah disikapi oleh Pemerintah dengan bauran berbagai kebijakan APBN yang komprehensif. 

Tidak hanya untuk menangani aspek kesehatan, namun juga aspek sosial dan kelesuan ekonomi yang efeknya perlahan mulai terlihat pada capaian kinerja ekonomi pada Triwulan III 2020.

Pandemi Covid-19 yang mulai mewabah sejak awal tahun 2020 memberikan efek domino pada aspek sosial, ekonomi, dan keuangan. Demi mencegah penyebaran yang lebih luas, Indonesia menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah transmisi lokal khususnya pada triwulan II tahun 2020.

Keputusan tersebut menimbulkan konsekuensi berhentinya aktivitas ekonomi di berbagai sektor, tak terkecuali di sektor informal. Kinerja ekonomi pun menurun tajam karena konsumsi terganggu diiringi investasi yang terhambat dan kontraksi pada ekspor-impor. 

"Dampaknya terlihat pada kontraksi pertumbuhan ekonomi nasional di triwulan II yang mencatatkan kinerja -5,32% (YoY), dan untuk Riau, angka pertumbuhan ekonomi triwulan II terkontraksi -3,22% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya," kata Heru di aula DJPb Riau, Rabu (14/10/2020).

Di tengah kondisi extraordianary dan penuh ketidakpastian, lanjut Heru, pemerintah merespon dengan cepat melalui berbagai bauran kebijakan APBN sebagai instrumen countercyclical. Perubahan postur APBN dilakukan melalui perpres 54/2020, yang kemudian diubah lagi dalam Perpres 72/2020.

"Salah satu kebijakan extraordinary tersebut adalah memprioritaskan dukungan fiskal untuk penanganan Covid-19 di ranah kesehatan dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," ujarnya.

Kinerja Sektor Perekonomian Mulai Bergerak Positif

Secara umum pertumbuhan ekonomi nasional di Triwulan III diperkirakan akan tetap berada pada zona negatif, atau secara teknikal Indonesia akan masuk ke zona resesi. Hal itu menyusul revisi proyeksi yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan untuk tahun 2020 secara keseluruhan akan berada pada level minus 1,7% sampai minus 0,6% yang artinya, negatif territory kemungkinan terjadi pada kuartal III tahun 2020. Namun demikian, kinerja sektor perekonomian di triwulan III 2020 menunjukkan tren perbaikan. 

"Aktivitas ekonomi telah menunjukkan rebound akibat kebijakan pelonggaran PSBB guna menyongsong tatanan kehidupan normal baru (adaptasi kebiasaan baru) dan membaiknya perdagangan internasional yang mendorong kinerja perpajakan," ujarnya.

Selain itu, implementasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang efektif serta peningkatan kuantitas dan kualitas belanja Pemerintah telah menjadi driver pertumbuhan yang mendorong konsumsi masyarakat mulai rebound dan produksi mulai tumbuh, yang mana menunjukkan bahwa sektor riil mulai membaik dan roda perekonomian mulai bergulir kembali. 

Tren positif juga terlihat di Riau. Perwakilan Bank Indonesia Riau memproyeksi pertumbuhan ekonomi Riau akan relatif membaik di triwulan III 2020. Pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran diperkirakan membaik terutama dipengaruhi oleh kebijakan pelonggaran aktivitas masyarakat dengan penerapan protokol kesehatan guna mendorong permintaan didukung keunggulan ekonomi Riau yang banyak ditopang oleh produksi komoditas. Kondisi tersebut di antaranya karena industri pengolahan CPO, pulp paper, dan kelapa yang masih cukup resilien.

Sedangkan sektor perdagangan, transportasi, perhotelan/ restoran diperkirakan masih tumbuh negatif, tapi tidak sedalam di triwulan II. Di samping itu upaya akselerasi belanja pemerintah dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berkontribusi dalam menjaga Pertumbuhan ke arah positif. (rls)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar