Ekonomi

AS-Eropa Terancam Resesi, Rupiah 'Menggigil' ke Rp15.222

Ilustrasi rupiah dan dolar AS. (Int)

JAKARTA - Nilai tukar rupiah berada di Rp15.222 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (18/3/2020) sore. Mata uang Garuda melemah 0,33 persen dibanding nilai pada penutupan perdagangan pada Selasa (17/3/2020).

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp15.223 per dolar AS, melemah dibanding posisi hari sebelumnya, yakni Rp15.083 per dolar AS.

Rupiah tak sendiri, mayoritas mata uang di kawasan Asia juga terpantau melemah terhadap dolar AS. Tercatat baht Thailand melemah 0,99 persen, lira Turki 0,96 persen, dan dolar Singapura 0,42 persen.

Selanjutnya, ringgit Malaysia juga turut melemah 0,39 persen, yuan China 0,25 persen, won Korea 0,16 persen diikuti rupee India 0,12 persen serta dolar Hong Kong 0,07 persen. Di sisi lain, penguatan hanya terjadi pada peso Filipina 1,53 persen dan yen Jepang 0,23 persen terhadap dolar AS.

Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak melemah terhadap dolar AS. Dolar Australia dan dolar Kanada masing-masing melemah sebesar 0,85 persen dan 0,45 persen, diikuti poundsterling Inggris dan euro yang masing-masing melemah sebesar 0,04 persen dan 0,17 persen terhadap dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan rupiah hari ini disebabkan oleh dampak virus corona (covid-19) terhadap perekonomian global, termasuk AS dan Eropa.

"Buruknya aktivitas ekonomi akibat corona ini juga akan dirasakan Amerika Serikat dan Eropa," kata Ibrahim, Rabu (18/3/2020).

Ibrahim mengatakan lembaga pemeringkat global Standard & Poor's (S&P) menilai corona (covid-19) telah mengganggu aktivitas ekonomi jauh lebih drastis dari perkiraan sebelumnya.

S&P mengeluarkan catatan yang menilai AS sekarang dalam proses memasuki resesi, atau sudah memasuki resesi. Hal tersebut tercermin dari hasil analisis S&P global berdasarkan PDB AS yang turun 1 persen pada kuartal pertama, dan sebesar 6 persen pada kuartal kedua.

"Pembatasan interaksi antar orang ke orang di Eropa dan Amerika Serikat mengakibatkan anjloknya permintaan yang membuat aktivitas ekonomi terjun bebas pada kuartal kedua," tuturnya.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump tengah mempertimbangkan rencana untuk mengeluarkan paket dana sebesar US$1,2 triliun. Paket ekonomi ini rencananya dapat menjadi pembayaran langsung sebesar US$1.000 lebih ke penduduk Amerika.

Lebih lanjut, Ibrahim memprediksi rupiah berpotensi bergerak melemah di kisaran Rp15.190 hingga Rp15.320 pada perdagangan Kamis (19/3/2020) esok. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar