Ekonomi

Virus Corona Tekan Rupiah ke Rp13.886 per Dolar AS

Ilustrasi rupiah dan dolar AS. (Int)

JAKARTA - Nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp13.886 per dolar AS pada Selasa (25/2/2020) sore. Posisi tersebut melemah 0,11 persen dibandingkan nilai pada penutupan perdagangan pada Senin (24/2/2020).

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp13.893 per dolar AS atau melemah dibandingkan posisi Senin (24/2/2020), yakni Rp13.863 per dolar AS.

Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Tercatat, won Korea menguat 0,78 persen, dolar Taiwan 0,31 persen, dan rupee India 0,19 persen.

Selanjutnya, yen Jepang menguat 0,18 persen, yuan China 0,16 persen, dan dolar Singapura 0,16 persen, diikuti dolar Hong Kong 0,04 persen. Di sisi lain, penguatan terjadi pada peso Filipina sebesar 0,29 persen, lira Turki 0,26 persen, baht Thailand 0,16 persen, serta ringgit Malaysia 0,15 persen terhadap dolar AS.

Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak menguat terhadap dolar AS. Terpantau, poundsterling Inggris dan euro menguat dengan nilai masing-masing sebesar 0,43 persen dan 0,11 persen. Selain itu, dolar Kanada dan dolar Australia juga menguat dengan nilai masing-masing 0,05 persen dan 0,07 persen terhadap dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan rupiah pada hari ini masih disebabkan oleh sentimen negatif dari menyebarnya wabah virus corona di beberapa negara. Diketahui, Italia melaporkan lebih dari 220 kasus virus corona, dengan lima kematian pada Senin (24/2/2020) kemarin.

Sementara itu, Korea Selatan mengonfirmasikan 231 kasus. Masalah tersebut menjadikan jumlah total kasus lebih dari 83, dan Iran juga mengonfirmasi 61 total kasus, dengan 12 kematian di seluruh negeri.

"Kenaikan cepat dalam jumlah kasus virus corona di Iran, Italia, dan Korea Selatan selama akhir pekan telah meningkatkan taruhan pasar pada penurunan suku bunga Fed jangka pendek, menempatkan greenback pada posisi paling belakang," kata Ibrahim, Selasa (25/2/2020).

Kendati demikian, Ibrahim mengatakan ekspektasi pasar atas The Fed untuk menurunkan suku tumbuh seiring bertambahnya kasus corona.

"Namun, peluang penurunan suku bunga Fed saat ini di bulan Maret hanya 23 persen menurut Alat Monitor Suku Bunga Fed Investing.com," ungkapnya.

Disamping itu, Ibrahim menyebut Bank Indonesia (BI) hari ini kembali melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi di perdagangan DNDF. Akan tetapi Intervensi yang dilakukan oleh BI itu tidak bisa membawa mata uang garuda menguat.

Lebih lanjut, Ibrahim memprediksi rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp13.835 hingga Rp13.935 pada perdagangan Rabu (26/2/2020) esok. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar