Industri

Pasokan Minyak Sawit RI Hanya Cukup Hingga Program B50

Kelapa sawit. (Int)

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) siap meningkatkan campuran Fatty Acid Methyl Ester (FAME) atau Bahan Bakar Nabati (BBN) 50 persen dengan solar (B50) setelah menerapkan program B30 mulai Januari 2020.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, program mandatori biodiesel tidak akan berhenti sampai B30 saja, sebab Pertamina siap mendukung program pemerintah mengurangi impor minyak, melalui peningkatkan kandungan FAME yang berbahan baku minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dengan solar hingga 50 persen atau B50.

"Pertamina tidak akan berhenti. Dan juga sesuai dengan program pemerintah tidak akan hanya berhenti di B30, tapi kami akan lanjutkan ke B40, B50," kata Nicke di Jakarta.

Menurut Nicke, produksi FAME? dalam negeri cukup untuk menerapkan program B50, jika kandungan campuran FAME dengan solar lebih dari 50 persen maka harus ada penambahan produksi minyak sawit.

"Kalau pak Presiden sampai dengan 2022-2023 B50. Karena apa? Karena pasokan dari CPO yang ada di Indonesia hari ini memang hanya mencukupi sampai B50 saja," tuturnya.

Nicke mengungkapkan, penerapan B30 akan mengurangi impor, bahkan Pertamina sudah mampu memenuhi kebutuhan solar tanpa harus impor. Hal ini membuat penghematan devisa negara, atas penerapan B20 pada 2019 devisa yang dapat dihemat mencapai Rp43,8 triliun kemudian pada 2020 saat B30 diterapkan penghematan devisa meningkat menjadi Rp63,4 triliun.

"Jadi kalau kita lihat sebetulnya sudah terjadi penurunan dari penggunaan solar yang tentu ini berdampak pada penurunan impor solar. di mana kami sejak Maret 2019 iti sudah tidak mengimpor solar lagi," tandasnya. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar