Industri

Permintaan CPO India Dongkrak Saham Sawit dan IHSG

Ilustrasi CPO. (Int)

JAKARTA - Kenaikan harga saham perkebunan kelapa sawit menjadi pendorong sektor agribisnis dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di zona hijau pada sesi I perdagangan hari ini.

IHSG menguat di awal perdagangan tetapi penguatan tersebut semakin melemah menjelang istirahat siang. Di akhir perdagangan sesi pagi, penguatan indeks tersebut terjadi lagi karena sektor agribisnis sempat kurang meyakinkan dengan terombang-ambing di antara zona hijau dan merah.

Penguatan terutama dialami saham unggulan (blue chips) PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) yang masing-masingnya menguat 2,22 persen dan 1,26 persen. AALI adalah sayap perkebunan Grup Astra dan LSIP dimiliki oleh Grup Salim.

Saham perkebunan sawit lain yang juga menguat adalah perusahaan Grup Salim lain yaitu PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) milik Sampoerna, PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) milik Grup Sungai Budi, dan PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) milik Grup Rajawali.

CNBC Indonesia sebelummnya melaporkan tentang penguatan harga minyak sawit mentah (CPO) seak awal bulan ini yang terutama dipicu oleh melemahnya ringgit terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan naiknya komoditas substitusinya yaitu minyak kedelai.

Pada Senin (21/10/2019) pukul 10:28 WIB, harga CPO di bursa derivatif Malaysia tercatat RM 2.287/metrik ton, yang sejak awal Oktober sudah naik 5,54 persen.

Selain itu, faktor yang dapat memengaruhi harga CPO global adalah perayaan Diwali (atau Deepawali) di India pada akhir pekan ini yang biasanya menjadi momentum kenaikan harga komoditas serupa di tingkat global karena konsumsi yang meningkat dari Negeri Anak Asia tersebut.

Dalam agama Hindu, Diwali berarti "Festival Cahaya" yang melambangkan kemenangan baik terhadap buruk. Penyalaan lampu juga digunakan sebagai harapan umat manusia. Perayaan ini terfokus pada lampu dan cahaya, terutama pada lampu "diya" tradisional.

Oktober atau November, dan merupakan salah satu festival terpopular dan paling ditunggu-tunggu di India. Umat Hindu, Jain, dan Sikh sama-sama menganggap festival ini sebagai perayaan hidup dan menggunakan perayaan ini untuk memperkuat tali persaudaraan antara keluarga dan teman.

Selain dapat menjadi bahan bakar diya, konsumsi CPO di India diprediksi memuncak pada seputaran Diwali karena menjadi kebutuhan utama untuk memasak masakan di negara pengimpor minyak sawit terbesar dunia tersebut.

Dari pasar saham, penguatan sektor agribisnis menjadi yang terendah dibanding dua sektor lain yang juga menguat yaitu barang konsumsi dan tambang yang masing-masing naik 0,82 persen dan 37 persen.

Penguatan sektor barang konsumsi terutama terangkat oleh penguatan saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang naik 1,85 persen, 0,7 persen, dan 2,11 persen. HMSP dan GGRM berbalik menguat setelah terkoreksi beruntun dalam 3 hari terakhir, sedangkan pembalikan arahUNVR terjadi setelah terkoreksi 2 hari lamanya.

Enam sektor lain masih terkoreksi, dipimpin sektor aneka industri, industri dasar dan perdagangan masing-masing 0,31 persen, 0,11 persen dan 0,07 persen. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar