Industri

Pengusaha Properti Minta Tambahan Jatah FLPP

Ilustrasi perumahan. (Int)

JAKARTA - Pengusaha properti meminta tambahan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Saat ini dana FLPP yang ada telah habis per Agustus lalu. 

Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka. 

"Saat ini terjadi kehabisan kuota FLPP yang hanya bisa sampai bulan Agustus," ujar Soelaeman.

Berdasarkan hitungan asosiasi, diperlukan penambahan kuota FLPP untuk 130.000 rumah. Pemerintah pun dinilai menyambut baik permintaan pengembang.

Soelaeman bilang pemerintah akan menambah kuota FLPP untuk 80.000 rumah. Total dana yang akan ditambahkan mencapai angka Rp8,6 triliun. 

"Ini cukup untuk bisa mengambil nafas hingga bulan November," terang Soelaeman.

Namun, kuota tambahan FLPP tersebut harus segera dicairkan. Hal itu agar dapat segera digunakan oleh pengembang pada bulan September ini.

Asal tahu saja, pengembang swasta yang tergabung dalam REI, Asosiasi Pengembangan Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) serta Himpunan Pengembang Pemukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) menyumbang 65 persen pembangunan rumah dalam program 1 juta rumah.

REI menargetkan membangun 400.000 rumah per tahun. Sementara Himperra sebanyak 60.000 rumah dan Apersi sebanyak 150.000 rumah.

Tahun 2020 mendatang, akan terdapat tambahan pembangunan rumah. Soelaeman bilang pada tahun 2020 selain rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), pemerintah juga akan menyiapkan rumah untuk Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, serta Polri. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar