Ekonomi

Sawit Mampu Jadikan Indonesia Mandiri Energi

Kelapa sawit. (Int)

JAKARTA - Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute meyakini sawit dapat menjadi penyokong ketersediaan energi di Indonesia seiring dengan semakin menurunnya produksi minyak dan gas bumi.

"Bahan baku tersedia, teknologi telah kita kuasai baik di hulu maupun di hilir. Saya yakin sawit bisa menjadikan Indonesia mandiri energi," kata Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Tungkot Sipayung di Jakarta, Jumat (13/9/2019).

Dia mengemukakan Institut Teknologi Bandung (ITB) didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan PT Pertamina (Persero) telah melakukan riset yang hasilnya CPO bisa diubah menjadi green diesel, green gasoline, dan green avtur.

“Bahkan green avtur yang dihasilkan bisa tahan tidak beku di suhu di bawah -120 derajat Celsius. Jadi, sangat aman untuk bahan bakar pesawat terbang,” ungkapnya.

Menurut Sipayung, CPO merupakan bahan baku biodiesel paling kompetitif jika dibandingkan dengan minyak nabati lain, misalnya minyak kedelai (soybean), minyak rapeseed (sejenis kubis-kubisan), ataupun minyak bunga matahari.

Hal itu, tambahnya, disebabkan tanaman kelapa sawit lebih produktif jika dibandingkan dengan kedelai, rapeseed maupun tanaman bunga matahari.

Dia menjelaskan sawit bisa dijadikan berbagai macam produk energi yang dalam pengembangannya terbagi menjadi tiga generasi. Generasi pertama yakni CPO atau minyak inti sawit mentah (crude palm kernel oil/CPKO) bisa dibuat menjadi biodiesel, green diesel, green gasoline, green avtur, biogas dan biolistrik.

Sementara itu, generasi kedua, biomassa kelapa sawit bisa diubah menjadi bioetanol dan biolistrik. Pengembangan generasi ketiga yakni limbah pabrik kelapa sawit (palm oil mill effluent/POME) bisa menghasilkan biodiesel, biogas, biodiesel alga, dan biolistrik. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar