Industri

Boeing Bermasalah, Airbus Luncurkan Pesawat Baru

JAKARTA - Boeing mengalami masalah baru baru pada pembukaan Paris Airshow pada hari Senin (17/6/2019). Maklum, pemasok mesin pembuat pesawat AS itu mengungkapkan adanya penundaan yang mempengaruhi jet 777X yang serba baru ini.

GE Aviation mengatakan telah menemukan kekeringan yang tak terduga dalam komponen mesin GE9X yang dibuatnya untuk Boeing 777X, jet bermesin ganda terbesar di dunia tersebut. Hal inilah yang memaksa penundaan sementara dalam waktu beberapa bulan untuk mendesain ulang serta menguji kembali bagian tersebut.

Acara tahunan terbesar industri kedirgantaraan, yang berganti dengan Farnborough Airshow Inggris, secara tradisional merupakan pertarungan antara Airbus dan Boeing di pasar pesawat komersial bernilai US$150 miliar per tahun, sebagaimana dilansir laman Reuters. Tapi tahun ini Boeing masih bergulat dengan larangan terbang dari 737 MAX pesawat terlaris pada Maret setelah peristiwa dua kecelakaan yang mematikan.

Sebaliknya dengan Airbus. Walaupun sedang menghadapi masalah koruspi internal, Airbus justru menggunakan event itu untuk meluncurkan versi jangka panjang dari jet A321neo miliknya, yang bertujuan untuk mengukir rute baru untuk maskapai dengan pesawat yang lebih kecil. Langkah ini sekaligus mendahului Boeing, yang memiliki rencana untuk  jet baru lainnya, NMA.

"Kita bisa terbang dari Asia timur laut ke Asia selatan, dari Timur Tengah ke Bali atau dari Jepang jauh ke Australia, dan seterusnya," ujar chief salesman Airbus, Christian Scherer.

"Karena itu, ini merupakan investasi dengan risiko paling rendah untuk maskapai penerbangan pada rute semacam ini," lanjutnya.

Perusahaan leasing, Air Lease Corp, menjadi pelanggan pertama dari 27 pesawat baru A321XLR sebagai bagian dari kesepakatan untuk 100 pesawat Airbus.

Sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan Airbus berusaha mengumpulkan hampir 200 pesanan atau memodifikasinya ke model baru untuk mengejar kesepakatan dengan operator termasuk American Airlines, JetBlue, Cebu Air dan pemilik Frontier Airlines Indigo Partners. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar