Industri

Melchor dan Fluid S.A Bentuk Join Venture, Kembangkan Teknologi Biomasa

JAKARTA-Salah satu perusahaan Melchor Group Indonesia, Melchor Tiara Pratama, menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Fluid S.A. (Fluid), sebuah perusahaan Polandia yang memiliki teknologi untuk pemulihan energi dari limbah biomassa dan menjadikannya Arang Bio (Biochar), di Jakarta, Minggu (26/5/2019). Kedua pihak sepakat membentuk perusahaan Joint Venture (JV).

Fluid mengembangkan teknologi karbonisasi biomassa autotermal yang pertama dipatenkan di dunia. Sesudah Polandia, teknologi itu akan dipasarkan di Indonesia sebagai Fasilitas Pemulihan Energi/Energy Recovery Facility (ERF).

Dikutip dari CNBCIndonesia, JV yang akan dibentuk dengan komposisi saham 51% milik Melchor dan 49% milik Fluid itu diharapkan memberikan manfaat bagi Indonesia. Sebab, Fluid bersedia melaksanakan proses pemindahan kemampuan, pengetahuan, dan riset teknologi.

Sekadar gambaran, karbonisasi biomassa autothermal adalah metode teknologi canggih yang dapat mengubah segala jenis biomassa, termasuk limbah biomassa basah, menjadi listrik, air panas dan/atau air dingin, dengan fokus hasil utamanya adalah biochar. 

Biochar adalah bahan yang padat karbon yang dihasilkan melalui konversi limbah organik (biomas pertanian), melalui pembakaran yang tidak sempurna atau melalui suplai oksigen terbatas (pyrolysis).

Biochar yang dihasilkan dari teknologi ini berkualitas premium, yang memiliki nilai kalori dan kandungan karbon yang tinggi dan dianggap sebagai cara sesuai rekomendasi pengurangan pemanasan global sesuai perubahan Iklim yang disepakati bersama di PBB. 

Biochar dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar Biofuel atau bahan bakar hayati yang dihasilkan dari bahan-bahan organik dan juga dapat dipakai sebagai bahan terbaik pupuk organik untuk mengkondisikan tanah pertanian. Sebagai perbandingan, satu ton biochar yang dipergunakan untuk pupuk adalah sama dengan mengeliminasi empat ton CO2. 

Perusahaan patungan ini merencanakan untuk membangun lima fasilitas ERF di Sumatera dan Kalimantan. Setiap ERF yang akan dibangun dapat menghasilkan lebih dari 30.000 ton biochar per tahun. 

Hal itu akan menjadikan Indonesia sebagai pemilik ERF terbesar di dunia, serta menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dunia dalam produksi biochar dan penyerapan CO2. Kelima fasilitas itu paling tidak akan memerlukan investasi US$ 150 juta. 

Biochar yang dihasilkan dari ERF akan diekspor ke Eropa, Kanada dan Amerika Serikat. Bahkan, beberapa pembeli telah menyatakan minat mereka untuk membeli semua produksi kami melalui kontrak pembelian berjangka.

Potensi limbah biomassa yang dimiliki Indonesia sangat berlimpah dan dapat digunakan untuk pemakaian ERF. Peremajaan perkebunan karet dan perkebunan kelapa sawit (replantation) juga menjadi salah satu sumber besar limbah biomassa yang selama ini belum dikelola secara tepat. 

Bertentangan dengan isu deforestasi perkebunan, teknologi baru yang ditawarkan mempromosikan peremajaan perkebunan dan berkelanjutan sehingga menambah nilai perkebunan secara ekonomi sehingga tidak perlu dilakukannya lagi pembukaan lahan baru dan menghindari deforestasi.

CEO Melchor Rudi Poespoprodjo menyatakan bahwa penandatanganan perjanjian ini menunjukkan keinginan kerja sama Indonesia untuk mempromosikan energi terbarukan dengan memaksimalkan sumber daya biomassa Indonesia yang sangat besar.

Vice President Fluid, Lukasz Pietrkiewicz juga menyatakan optimismenya dalam mendukung Indonesia memanfaatkan teknologi mereka untuk pembangunan Fasilitas Pemulihan Energi.

Jan Gladki, pendiri perusahaan dan orang yang memiliki paten teknologi ini, telah mempelajari lingkungan di Indonesia untuk mempelajari aplikasi teknologi tersebut. Fluid mengembangkan teknologi terutama untuk pasar dan lingkungan Indonesia. 

Fluid merencanakan membuka Pusat Penelitian dan Pengembangan yang didedikasikan untuk proses biomassa, energi, dan agrikultur khusus di Indonesia. Salah satu tujuannya adalah untuk berpartisipasi dalam pendidikan para ahli lingkungan dan proses penanganan limbah dan ERF di Indonesia. 

Tujuan berikutnya adalah pengembangan sel bahan bakar biochar yang dapat menyediakan energi listrik murah ke semua pelosok Indonesia, dan terutama mereka yang tidak mempunyai akses ke jaringan PLN.

Komisaris Utama Melchor Peter F Gontha menambahkan kolaborasi ini akan memperluas peluang kerja sama strategis antara Indonesia dan Polandia dalam industri energi terbarukan dan teknologinya serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di bidang energi terbarukan yang ramah lingkungan.(rdh)
 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar