Industri

Malaysia Memacu Penggunaan CPO dalam Biofuel

JAKARTA-Ditengah pembatasan minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) untuk biodiesel dan turunnannya di Uni Eropa, Pemerintah Malaysia tidak mau tergantung dengan apa yang ditetapkan Uni Eropa. 

Malaysia, saat ini dikatakan Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia Darell Leiking memacu penggunaan CPO untuk biodiesel. Dan, pemerintah Malaysia berencana untuk menggandakan program biofuel menjadi B20 pada 2020, yang mewajibkan bahan bakar dicampur dengan 20% biodiesel kelapa sawit.

"Minyak kelapa sawit adalah opsi yang layak untuk mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil, karena memiliki potensi yang luar biasa sebagai sumber energi terbarukan," ujar Darell seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (25/5/2019).

Darell optimistis meski terdapat polemik terkait dengan praktik penanaman kelapa sawit yang diklaim kurang ramah lingkungan, pihaknya yakin permintaan CPO masih akan tetap meningkat.

Selain itu, dia menilai masih melihat potensi bagi sektor ini untuk Malaysia dapat muncul menjadi pemain penting yang dapat memenuhi kebutuhan sektor energi dan transportasi.

Adapun, Uni Eropa pada awal pekan ini menerbitkan peraturan yang menetapkan kriteria baru untuk penggunaan minyak kelapa sawit dalam biofuel.

Peraturan tersebut akan memiliki sistem sertifikasi dan membatasi jenis biofuel dari minyak sawit dan mulai berlaku pada 10 Juni.

Di sisi lain, akibat sentimen tersebut pada penutupan perdagangan Jumat (24/5/2019), harga CPO kontrak Agustus 2019 di bursa Malaysia melemah 2% menjadi 2.014 ringgit per ton.(rdh/bc) 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar