Ekonomi

Permintaan Uni Eropa Berkurang, Harga CPO Makin Melemah

JAKARTA-Harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di bursa Malaysia Derivatives Exchange, untuk kontrak pengiriman Agustus semakin melemah. Harga komoditas unggulan Indonesia dan Malaysia ini pada perdagangan Jumat (24/5/2019) pukul 10:00 WIB   melemah  0,5% ke posisi MYR 2.006/ton. Pelemahan juga terjadi setelah sehari sebelumnya anjlok hingga 1,99%.

Dengan demikian harga CPO menuju pelemahan mingguan sebesar 4,39% secara point-to-point atau yang paling parah dalam tiga pekan terakhir.

Pada hari Selasa (22/5/2019), Uni Eropa mulai menerbitkan peraturan yang membatasi penggunaan minyak sawit untuk campuran biosolar dalam sebuah jurnal.

Peraturan yang akan mulai berlaku mulai 10 Juni 2019 tersebut membatasi penggunaan minyak sawit sepanjang 2021-2023 di level yang sama pada tahun 2019. Selanjutnya, penggunaan minyak sawit akan dikurangi secara bertahap hingga habis sama sekali pada tahun 2030.

Sebenarnya rancangan peraturan tersebut sudah rampung sejak 13 Maret 2019 silam, namun ada masa uji coba selama 2 bulan dimana negara-negara Eropa bisa mengajukan keberatan. Tapi karena tidak ada keberatan, akhirnya rancangan peraturan itu disahkan dan menjadi hukum yang berlaku.

Memang, saat ini penggunaan minyak sawit masih diperbolehkan di Uni Eropa. Akan tetapi karena jumlahnya telah dibatasi, kemungkinan besar permintaan tidak akan tumbuh. Bahkan berpotensi untuk berkurang.

Pasalnya, importir minyak sawit akan cenderung mengambil langkah konservatif dan mulai mencari alternatif seperti minyak kedelai atau minyak rapeseed.

Parahnya, itu terjadi di saat inventori minyak sawit di Malaysia masih menggunung.

Pada bulan April 2019, inventori minyak sawit Negeri Jiran masih sebesar 2m7 juta ton. Memang sudah berkurang 6,8% dari bulan sebelumnya. Akan tetapi masih lebih tinggi 28% dibanding posisi April 2018.

Sudah sejak lama inventori menjadi beban bagi harga CPO. Apalagi pada akhir tahun 2018, jumlahnya menyentuh 3,21 juta ton atau yang paling tinggi dalam 19 tahun terakhir.

Namun setidaknya masih ada sentimen positif yang berpotensi mengangkat harga CPO. 

Berdasarkan pantauan tiga suveyor kargo (Societe Generale de Surveillance, Amspec Agri Malaysia, dan Intertek Testing Services) ekspor minyak sawit Malaysia sepanjang 1-20 Mei 2019 meningkat pada kisaran 5,6%-13% dibanding periode yang sama bulan sebelumnya.

Bila peningkatan ekspor bisa melampaui peningkatan produksi, maka inventori bisa semakin berkurang dan membuat keseimbangan fundamental (pasokan-permintaan) membaik. 

Tapi bila yang terjadi adalah sebaliknya, maka akan jadi beban tambahan pada harga CPO.

Pantauan ekspor minyak sawit periode 1-25 Mei akan dilaporkan oleh Intertek Testing Services dan Amspec Agri Malaysia pada hari Sabtu (25/5/2019). Sedangkan Societe Generale de Surveillance kana melaporkan data yang sama pada hari Senin (27/5/2019).

Sementara, data resmi pemerintah Malaysia, dimana termasuk produksi, ekspor, dan stok akan dilaporkan Malaysia Palm Oil Board (MPOB) bulan depan.(rdh/net) 
 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar