Kolom

Ketua Umum GAPKI Akui Tahun ini Kinerja Sawit Masih Berat

JAKARTA- Perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang tak berkesudahan, dan tidak terlihat ada titik temu penyelesaian akan berdampak pada ekonomi global. Salah satunya adalah kinerja industri sawit. 

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono mengakui, kinerja sawit pada tahun ini masih akan berat karena perseteruan dagang antara Amerika Serikat dan China

"Tahun ini masih akan berat padahal berharap Amerika Serikat dan China berdamai. Namun, berantem lagi kelihatannya dan akan berdampak pada ekonomi global," katanya, Rabu, 15 Mei 2019.

Meski demikian, dikatakan Joko pada kuartal I/2019, produksi sawit masih positif.Ekspor CPO pada April pun naik 3% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

"Semua harga komoditas tertekan akibat perekonomian global," katanya.

Gapki mencatat sepanjang Maret harga CPO global bergerak di kisaran US$ 510 – US$ 550 per ton dengan harga rata-rata US$ 528,4 per ton. Harga rata-rata tergerus 5% dibandingkan harga rata-rata Februari US$ 556,5 per ton.

Pada Maret produksi minyak sawit membukukan peningkatan 11% atau dari 3,88 juta ton di Februari meningkat menjadi 4,31 juta ton di Maret. Joko menilai naiknya produksi pada Maret tergolong normal karena hari kerja yang lebih panjang jika dibandingkan dengan bulan Februari. 

"Dengan produksi yang cukup baik, stok minyak sawit pada Maret ini masih terjaga dengan baik di 2,43 juta ton meskipun turun 3% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang bertengger di 2,50 juta ton," pungkasnya.(rdh/net) 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar